Sosok guru yang dirindukan oleh peserta didik tentu menjadi keinginan setiap guru. Itulah sosok guru yang ideal.  Namun demikian, menjadi guru ideal belum tentu mendapatkan tempat di hati para peserta didik. Anda tentu pernah melihat di media sosial, ada seorang guru diperlakukan tidak baik oleh peserta didik, padahal guru tersebut merupakan guru yang berprestasi di sekolahnya. Sebaliknya, ada guruyang mungkin biasa-biasa saja, akan tetapi di hadapan para peserta didik ia adalah sosok yang luar biasa. Bahkan sang guru tersebut banyak mendapatkan hadiah dari para muridnya.
      Dari fenomena itu, dapat dipahami bahwa memang benar ada guru yang disukai bahkan diidolakan oleh peserta didik dan ada guru yang tidaka disukai oleh peserta didik.
Ketika Anda menanyakan kepada peserta didik, mengapa ia sangat menggemari gurunya itu ?, maka jawaban mereka pun beragam. Maka jawaban mereka adalah, gurunya lucu, gurunya pintar cerita, gurunya ganteng/cantik, gurunya ramah, gurunya tidak killer. Jawaban itu memang sangat subyektif, sesuai sudut pandang mereka masing-masing, akan tetapi setidak-tidaknya kita bisa mengambil perkiraan bahwa kriteria itulah yang menjadi idola peserta didik.
      Namun tidak mungkin seorang guru mampu multi talent untuk bisa memenuhi kesenangan semua peserta didiknya. Ia pintar, juga cantik/ganteng, lucu, ramah, jago basket, pintar menyanyi, pintar musik, jago game, kok rasanya tidak mungkin ya?
Jangan kuatir dari beberapa kriteria tersebut dapat dikumpulkan dalam beberapa kriteria kecakapan yang mesti Bapak Ibu guru kuasai, yaitu:
1. Pintar Komunikasi.
      Pintar Fisika belum tentu pintar bergaul dengan siswa, ya kan ?. Makanya pintar saja tidak cukup bagi seorang guru. Ia mesti bisa bergaul, terutama dengan peserta didiknya.
Karena itu, inti sebuah kegiatan belajar mengajar adalah komunikasi, tanpa adanya komunikasi yang baik, maka nilai-nilai, atau informasi dan pengetahuan apapun tidak bisa tersampaikan dengan baik.
      Dalam kegiatan pembelajaran, komunikasi merupakan suatu proses ketika seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.  Komunikasi dapat disampaikan dengan verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang dilakukan secara lisan dengan vokal berupa ucapan maupun berbentuk tulisan dalam wujud aksara atau lambang-lambang lainnya. Sementara itu komunikasi nonverbal merupakan komunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh atau gerak-gerik yang menunjukkan sikap tertentu untuk mewakili pesan, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu.[1]Â
        Komunikasi tidak semata-mata hanya menyampaikan informasi dan menerima informasi, akan tetapi komunikasi juga saling mempengaruhi antara keduannya. Misalnya ada seorang seller alat dapur, agar dagangannya dibeli tentunya ia harus mampu menjelaskan dan meyakinkan konsumennya agar percaya bahwa barang dagangannya adalah bagus. Tujuan utamanya adalah agar dagangannya dibeli oleh konsumen.
      Betapa asyiknya jika mendapatkan guru yang pandai berkomunikasi, bisa diajak cerita, bisa diajak curhat, bisa cerita tentang sepak bola, tentang game, tentang musik oke.
Ah, betapa sebelnya bila bertemu dengan guru "si Anu", yang dibahas rumus matematika melulu, mana tidak ada senyumnya lagi.Â
      Komunikasi berarti juga kemampuan dan kemauan untuk mnedengarkan semua keluhan dari peserta didik apapun masalahnya. Memberikan dukungan ide-ide positif dari peserta didik, dan memberikan saran-saran apabila memang diperlukan oleh peserta didik.
Lha kok jadi seperti guru bimbingan dan konseling?
Benar sekali, guru yang diidolakan oleh peserta didik adalah guru yang mampu memberikan solusi, bukan hanya mencatat pelanggaran-pelanggaran serta  menghukum kesalahan-kesalahan mereka.
2.Menerima  Masukan Peserta didik
      Peserta didik sering memiliki perspektif berbeda tentang cara pembelajaran yang efektif. Mendengarkan masukan dari peserta didik dan melibatkan mereka dalam perencanaan pembelajaran dapat menciptakan rasa kepemilikan dan memperkuat hubungan guru-peserta didik. Peserta didik akan menjadi sangat bangga apabila ide-ide mereka didengar apalagi digunakan sebagai acuan.
      Komunikasi dengan peserta didik dapat dipererat dengan senantiasa guru tersebut ikut aktif dalam sesuai kegiatan sekolah, baik yang bidang intrakurikuler, kokurikuler, dan ektra kurikuler. Maka sisihkanlah sedikirt waktu Anda untuk menghibur mereka dengan cerita-cerita lucu, pengalaman-pengalaman berkesan, petikan gitar Anda di bawah taman sekolah, atau membersamai mereka ketika latihan dalam ektra kurikuler.
      Komunikasi itu take and give. Dalam konteks memberi dan menerima, filsafat juga menuntut refleksi atas tindakan dan hubungan antar sesama manusia. Peserta didik maupun guru diharapkan untuk merenung tentang konsekuensi dari tindakan mereka, bagaimana tindakan tersebut memengaruhi orang lain, dan bagaimana tindakan tersebut menciptakan dasar bagi hubungan yang lebih bermakna. Memberi dan menerima tidak mesti dalam bentuk materi, akan lebih bermakna jika Anda juga berbagi dalam perhatian.
      Dalam perspektif filsafat, konsep "Take and Give" bukan hanya sekadar pola interaksi manusiawi, tetapi juga menjadi dasar untuk membangun hubungan yang bermakna. Keseimbangan antara memberi dan menerima menciptakan pondasi untuk kemanfaatan bersama, makna dalam tindakan, tanggung jawab etis, dan pertumbuhan bersama.
      Oleh karena itu, memahami dan menerapkan prinsip ini dapat membantu menciptakan hubungan yang tidak hanya harmonis tetapi juga mendalam dalam nilai-nilai manusiawi. Sebagai manusia, kita terus bergerak menuju keseimbangan yang menyublimkan, di mana memberi dan menerima menjadi ekspresi dari kedalaman hubungan manusia yang sejati.
Â
3. Guru Yang Memahami Karakteristik Peserta didik.
      Guru pada dasarnya adalah orang tua kedua setelah orang tua kandung. Bagi anak-anak tingkat awal, mereka lebih percaya pada guru dari pada ibunya. Karena itu untuk menciptakan hubungan yang harmonis tetap terjaga, guru menti memahami karakter para peserta didiknya secara individu.
      Ada beberapa karakter peserta didik yang bisa dipahami dengan melihat melihat kebiasaan mereka melalui pengamatan.
Â
- Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
- Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
- Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
- Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
- Kerja Keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
- Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.Â
- Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasÂ
- Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lainÂ
- Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.[2]
      Itu hanya sebagian saja ya, karena amasih banyak karakter-karakter peserta didik sesuai dengan perkembangan jasmani dan rohaninya.
Karakter itu juga tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Akan tetapi ada beberapa karakter yang menonjol, dan ada kakter yang kadang-kadang muncul-kadang-kadang tidak nampak.
Â
Kata akhir pada tulisan ini adalah, guru hebat, siswa pun hebat.
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI