Mohon tunggu...
Mundhiu
Mundhiu Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah

Hobi menulis, traveling, berkebun. Konten yang disenangi bidang Pendidikan, Sastra, Humaniora dan pertanian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru Yang Dirindukan

10 Desember 2024   05:16 Diperbarui: 10 Desember 2024   05:16 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ah, betapa sebelnya bila bertemu dengan guru "si Anu", yang dibahas rumus matematika melulu, mana tidak ada senyumnya lagi. 

            Komunikasi berarti juga kemampuan dan kemauan untuk mnedengarkan semua keluhan dari peserta didik apapun masalahnya. Memberikan dukungan ide-ide positif dari peserta didik, dan memberikan saran-saran apabila memang diperlukan oleh peserta didik.

Lha kok jadi seperti guru bimbingan dan konseling?

Benar sekali, guru yang diidolakan oleh peserta didik adalah guru yang mampu memberikan solusi, bukan hanya mencatat pelanggaran-pelanggaran serta  menghukum kesalahan-kesalahan mereka.

2.Menerima  Masukan Peserta didik

            Peserta didik sering memiliki perspektif berbeda tentang cara pembelajaran yang efektif. Mendengarkan masukan dari peserta didik dan melibatkan mereka dalam perencanaan pembelajaran dapat menciptakan rasa kepemilikan dan memperkuat hubungan guru-peserta didik. Peserta didik akan menjadi sangat bangga apabila ide-ide mereka didengar apalagi digunakan sebagai acuan.

            Komunikasi dengan peserta didik dapat dipererat dengan senantiasa guru tersebut ikut aktif dalam sesuai kegiatan sekolah, baik yang bidang intrakurikuler, kokurikuler, dan ektra kurikuler. Maka sisihkanlah sedikirt waktu Anda untuk menghibur mereka dengan cerita-cerita lucu, pengalaman-pengalaman berkesan, petikan gitar Anda di bawah taman sekolah, atau membersamai mereka ketika latihan dalam ektra kurikuler.

            Komunikasi itu take and give. Dalam konteks memberi dan menerima, filsafat juga menuntut refleksi atas tindakan dan hubungan antar sesama manusia. Peserta didik maupun guru diharapkan untuk merenung tentang konsekuensi dari tindakan mereka, bagaimana tindakan tersebut memengaruhi orang lain, dan bagaimana tindakan tersebut menciptakan dasar bagi hubungan yang lebih bermakna. Memberi dan menerima tidak mesti dalam bentuk materi, akan lebih bermakna jika Anda juga berbagi dalam perhatian.

            Dalam perspektif filsafat, konsep "Take and Give" bukan hanya sekadar pola interaksi manusiawi, tetapi juga menjadi dasar untuk membangun hubungan yang bermakna. Keseimbangan antara memberi dan menerima menciptakan pondasi untuk kemanfaatan bersama, makna dalam tindakan, tanggung jawab etis, dan pertumbuhan bersama.

            Oleh karena itu, memahami dan menerapkan prinsip ini dapat membantu menciptakan hubungan yang tidak hanya harmonis tetapi juga mendalam dalam nilai-nilai manusiawi. Sebagai manusia, kita terus bergerak menuju keseimbangan yang menyublimkan, di mana memberi dan menerima menjadi ekspresi dari kedalaman hubungan manusia yang sejati.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun