Mohon tunggu...
Munabiah Lestari
Munabiah Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa yang sedang berproses

Orang kecil yang bermimpi besar

Selanjutnya

Tutup

Diary

Orang Kecil yang Bermimpi Besar di UIN Jakarta

22 Juni 2021   21:20 Diperbarui: 22 Juni 2021   21:43 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Kegagalan dan keberhasilan, seakan mengiringi setiap perjalanan hidup manusia. Tidak ada kegagalan seutuhnya dan tidak ada keberhasilan seutuhnya. Beberapa jalur beasiswa telah aku coba, namun hasilnya masih tetap gagal. Aku pernah berjanji untuk tidak menyusahkan orang tua dalam hal finansial. Tetapi janji itu tidak bisa aku tepati, saat untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) saja aku masih meminta. Beberapa jalur beasiswa aku tempuh, lagi dan lagi semua berisi kegagalan hingga saat ini. Walau bapakku selalu berkata “kamu belum menikah dan apapun kebutuhan kamu itu masih tanggung jawa bapak”.

           Dalam sebuah tulisan yang kalian baca ini, aku menerangkan satu hal dalam satu kalimat, yaitu Aku tidak pernah menyesal masuk di jurusan dan kampusku saat ini. Berangkat dari banyak kegagalan, aku bisa belajar membuka pikiran, berpikir kritis, dan menambah pengetahuan. Jadi teringat dalam satu momen saat menunggu pengumuman kelulusan masuk PTN dari beberapa jalur, bapakku berkata “Bapak yakin kamu di UIN Jakarta ni”, dan akhirnya memang benar jika omongan adalah doa, tepatnya omongan orang tua.

           Inilah aku, calon sarjana satu-satunya di keluarga dan seseorang yang sering direndahkan karena serba kekurangan. Tetapi, aku mempunyai mimpi yang besar. Belum banyak hal yang aku lakukan di UIN Jakarta. Namun, sudah banyak target ku selanjutnya, agar masa tua orang tuaku, aku mampu melihat mereka menghirup udara segar, tersenyum, dan sambil berkata “Aku bangga punya anak seperti kamu”. Sampai saat ini motto hidupku adalah Balas dendam terbaik adalah menjadikan diri kamu lebih baik –Ali bin Abi Thalib. Seorang anak dari pinggiran Jakarta, yang dahulu dikenal pendiam dan tidak bisa apa-apa. Kini, aku sedang berproses. Cerita ini ku bagikan hanya dengan maksud menginspirasi dan memotivasi. Aku masih berproses, selangkah demi selangkah, dengan banyak keterbatasan, namun tidak hilang harapan.

Cerita diatas adalah bagian singkat dalam perjalanan menuju UIN dan saat di UIN.

Mohon maaf apabila ada salah-salah dam penulisan :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun