Mohon tunggu...
Muhammad Irfan
Muhammad Irfan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang penikmat penulis dan pemerhati terhadap isu yang sedang terjadi di luar

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Perlukah Stasiun Kampung Bandan Disulap Lebih Besar Lagi?

20 Juni 2023   20:28 Diperbarui: 20 Juni 2023   20:35 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Kampung Bandan (Dokpri)

Stasiun Kampung Bandan, siapa yang tidak familiar dengan stasiun yang satu ini, stasiun kereta api yang berada di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara ini menjadi stasiun tersibuk di Daop 1 selain Stasiun Manggarai. 

Stasiun yang melayani rute commuter line rute Bekasi/Cikarang-Kampung Bandan dan Tanjung Priok - Jakarta Kota ini memiliki bentuk bangunan yang unik, dimana diatas dan dibawah sama-sama dipenuhi jalur kereta. 

Stasiun Kampung Bandan selama ini memiliki 8 jalur, dimana jalur 1-3 diperuntukkan langsiran KA barang batubara, jalur 4-6 (jalur bawah) untuk commuter lintas Cikarang (blue line) dan jalur 7-8 (jalur atas) untuk lintas Tanjung Priok (Pink Line)

Saya disini mencoba menulis tentang stasiun yang satu ini, dimana sejauh ini, stasiun yang berada dekat dengan Mall Mangga dua tersebut menjadi stasiun terakhir bagi Commuter line dari arah Bekasi maupun dari arah Cikarang. 

Namun, saya berpendapat melihat bahwa fenomena loop line Cikarang ini dinilai tidak efektif, karena lantaran khawatir akan menyebabkan penumpukan penumpang pada jam tertentu. 

Belum lagi jumlah armada KRL yang masih terbatas, meskipun Commuter Line linta biru ini terus menambah jumlah gerbongnya menjadi 10-12 gerbong. Tampak disini bahwa Stasiun Kampung Bandan bukan benar stasiun akhir bagi commuter line tujuan atau dari Cikarang.

Selain masalah commuter, persoalan lain yang saya soroti tentang Stasiun Kampung Bandan adalah kurangnya berbagai akses yang memadai untuk penumpang-penumpang tertentu. 

Saya saja misalnya, ketika harus menyebrang dari jalur 5 ke jalur 4 atau bahkan ke peron atas arah Jakarta Kota, harus naik tangga terlebih dahulu tanpa menggunakan eskalator atau lift. Bagi saya tentu stasiun ini sifatnya tidak bersahabat banget bagi para penumpang yang memiliki masalah fisik misalnya. 

Mestinya atau pada umumnya, stasiun akhir seperti Jakarta Kota, Tanjung Priok, Rangkas Bitung, Bogor maupun stasiun akhir KRL lainnya memiliki jalur khusus dan ada yang buat KRL untuk beristirahat, namun kenyataanya Stasiun Kampung Bandan memang beda dengan stasiun lainnya. Dimana stasiun ini tidak sepenuhnya untuk akhir semua perjalanan KRL, melainkan sebatas hanya untuk lewat saja. 

Oleh karena itu, karangan yang saya tulis ini mencoba untuk membuat opini, apakah Stasiun Kampung Bandan perlu di ubah jadi lebih besar lagi ? Dan perlukah rute KRL diubah lagi ?

Gambaran dan opini yang saya maksud seperti ini. Stasiun Kampung Bandan dalam hayalan saya adalah mencoba membagi rute krl yang ke arah Cikarang maupun Bekasi menjadi dua jalur, dimana nanti ada satu jalur yang dikhususkan yang lewat Manggarai, disisi lainnya dikhususkan yang lewat Pasar Senen. 

Maksudnya adalah pola perjalanan commuter line yang tadinya full racket menjadi half racket. Tujuannya tentu yang sudah saya sebutkan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di trayek arah Bekasi atau Cikarang tersebut. 

Lalu bagaimana itu diwujudkannya ? 

Misalnya di area yang penuh bukit semak-semak tersebut dapat diubah menjadi Stasiun Kampung Bandan yang lebih besar lagi dan lebih luas lagi, yang dapat menampung banyak KRL nanti, misalnya sebanyak 5 jalur dipersiapkan KRL untuk arah Cikarang lewat Pasar Senen, nah disisi lainnya jalur yang biasa dipakai buat langsiran kereta batubara, kita bikin jadi elevated dimana nanti KRL yang dari arah Manggarai akan naik keatas seperti commuter line rute Bogor-Jakarta Kota, dan jumlahnya sama seperti yang ke arah Pasar Senen misalnya, sehingga kedepannya frekuensi krl yang ke arah Cikarang ataupun Bekasi sama-sama padat baik yang lewat Manggarai maupun yang lewat Pasar Senen tanpa harus memutar terlebih dahulu, walaupun penumpang harus transit dulu untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya, misal ada penumpang dari Stasiun Duri mau ke Cikarang lewat Pasar Senen, ya dia perlu turun dulu di Stasiun Kampung Bandan untuk mengambil atau menaiki commuter line rute Cikarang lewat Pasar Senen. Artinya hayalan saya ini bermaksud agar mobilitas masyarakat yang berada di jalur Cikarang ini tetap terkondisikan.

Penekanan saya terhadap masalah Stasiun Kampung Bandan ini adalah, bagaimana masyarakat tidak merasa keos dan resah dengan jadwal commuter line khususnya pada jam-jam padat, sehingga saya mengharapkan dengan adanya harapan perubahan di Stasiun Kampung Bandan ini, dapat membantu masyarakat demi kenyamanan dan keamanan mereka dalam bermobilitas. 

Demikian Opini saya yang dapat disampaikan jika kalian punya opini lain, silahkan sampaikan dengan sewajarnya tanpa menyinggung pihak penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun