Maksudnya adalah pola perjalanan commuter line yang tadinya full racket menjadi half racket. Tujuannya tentu yang sudah saya sebutkan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di trayek arah Bekasi atau Cikarang tersebut.Â
Lalu bagaimana itu diwujudkannya ?Â
Misalnya di area yang penuh bukit semak-semak tersebut dapat diubah menjadi Stasiun Kampung Bandan yang lebih besar lagi dan lebih luas lagi, yang dapat menampung banyak KRL nanti, misalnya sebanyak 5 jalur dipersiapkan KRL untuk arah Cikarang lewat Pasar Senen, nah disisi lainnya jalur yang biasa dipakai buat langsiran kereta batubara, kita bikin jadi elevated dimana nanti KRL yang dari arah Manggarai akan naik keatas seperti commuter line rute Bogor-Jakarta Kota, dan jumlahnya sama seperti yang ke arah Pasar Senen misalnya, sehingga kedepannya frekuensi krl yang ke arah Cikarang ataupun Bekasi sama-sama padat baik yang lewat Manggarai maupun yang lewat Pasar Senen tanpa harus memutar terlebih dahulu, walaupun penumpang harus transit dulu untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya, misal ada penumpang dari Stasiun Duri mau ke Cikarang lewat Pasar Senen, ya dia perlu turun dulu di Stasiun Kampung Bandan untuk mengambil atau menaiki commuter line rute Cikarang lewat Pasar Senen. Artinya hayalan saya ini bermaksud agar mobilitas masyarakat yang berada di jalur Cikarang ini tetap terkondisikan.
Penekanan saya terhadap masalah Stasiun Kampung Bandan ini adalah, bagaimana masyarakat tidak merasa keos dan resah dengan jadwal commuter line khususnya pada jam-jam padat, sehingga saya mengharapkan dengan adanya harapan perubahan di Stasiun Kampung Bandan ini, dapat membantu masyarakat demi kenyamanan dan keamanan mereka dalam bermobilitas.Â
Demikian Opini saya yang dapat disampaikan jika kalian punya opini lain, silahkan sampaikan dengan sewajarnya tanpa menyinggung pihak penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H