Mohon tunggu...
Mumbayinah
Mumbayinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan Terindah dengan Sahabat

3 Februari 2023   18:17 Diperbarui: 3 Februari 2023   18:22 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perpisahan dengan sahabat adalah sebuah hal yang menyakitkan. Namun, bukan berarti persahabatan berhenti hingga pada titik itu saja. Melainkan, ada banyak cara untuk Sling memberi kabar dan saling mendoakan. 

Ada 2 sahabat yang menjalin pertemanan dengan baik. Walaupun terkadang di sela-sela moodnya yang sedang tidak baik sehingga salah satu dari keduanya menimbulkan percekcokan. Ia bernama Rara dan Raisa. Keduanya selalu bersama. Dimana tangis membersamai keduanya untuk saling menghapus air mata kesedihan dan melepas tawa bersama untuk menahan penatnya masa-masa yang sedang dijalaninya. Keduanya selalu bercerita sebelum mereka menarik selimut lembutnya sebagai pengantar tidur nyenyaknya.

Dikala itu, waktu yang semakin malam, keduanya berbincang dengan asyik dan kelihatannya sangat serius, ditambah dengan udara yang sangat dingin seperti es sehingga membuat bulu kuduknya berdiri. 

Tanya Rara kepada Raisa:" mmm indah ya, tenang tanpa adanya bisik yang terdengar di telingaku. 

Raisa:" hm iya ya, enak buat melamun tentang masa depan kita esok mau bagaimana (sembari tertawa ) ha ha ha

Namun, seketika Raisa terdiam dan membendung air matanya karena beberapa hari lagi ia akan berpisah dengan Rara karena melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi. Raisa hatinya melamun, gelisah, resah, hanyut, sembari melamun." Apakah aku akan kuat berpisah dengan rara, yang selama ini dia telah menjadi sahabat yang selalu mendengarkan segala keluh kesah ku. Dia yang selalu memberikan dukungan ketika aku putus harapan akan hidupku. 

Tanya lagi rara kepada Raisa:" kamu kenapa Raisa? Raut wajahmu kelihatan murung dan matamu juga berkaca-kaca. 

Ucap Raisa:" aku akan kehilangan sahabat sepertimu, aku tidak akan bisa bertukar cerita lagi bersamamu, hanya kenanganlah yang bisa aku kenang. Beberapa hari lagi kita akan berpisah ra".

Rara:" kita hanya bisa saling mendoakan diselipan doa yang yang kita panjatkan kepada Alloh SWT yang insya Alloh kita akan merasa dekat . Nah kan ada ini (menunjukan sesuatu yang ia ambil dari sakunya, dengan bernada keras dan raut wajah yang tersenyum lebar hingga kelihatan gigi gingsulnya). 

Raisa:" itu tidak cukup Ra, handphone tidak cukup untuk menghilangkan rasa riduku kepadamu. (Keduanya tersenyum dan saling berpelukan dengan merasakan hangatnya sebuah persahabatan). 

Hari semakin malam, keduanya mulai beristirahat untuk melanjutkan aktivitas di hari esok. Waktu semakin cepat dan haripun enggan bersahabat untuk sedikit merasakan lamanya pagi, siang dan malam. 

Kemudian sampaikan puncak pada perpisahan diantara keduanya. Tanpa mereka memiliki perjanjian untuk saling memberikan sebuah kenangan terakhir, keduanya pun bertemu dan bertukar kado agar tetap terkenang bahwa diantara keduanya pernah menjalin tali persahabatan yang sangat erat dan sudah menganggap seperti saudara. 

Raisa:" ini kado untukmu ya Ra, maaf hanya bisa memberikan ini ( mengulurkan tangan yang menggenggam kado) semoga didalamnya sangat berarti. Selamat berjuang dan menghadapi kehidupan yang baru lagi, jangan lupakan aku ya, jika kamu sukses jangan lupa tarik tanganku dan genggamlah bawa aku untuk menjadi sepertimu. 

Rara:" ini juga untukmu Raisa, jangan lihat wadahnya ya, lihat isinya. Jangan lupa disimpan dengan baik, seperti kita menjaga persahabatan yang sudah seperti saudara. Jangan dirusak. Kalau rindu, jangan lupa selipkan namaku didalam doamu". (Tersenyum sambil mengelipkan mata). 

Mereka saling berpelukan dan menangis tersedu sedu dengan perpisahan yang sangat menyakitkan, namun harus melepaskan karena takdir yang mengharuskan keduanya berpisah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun