Mohon tunggu...
Mulyono Atmosiswartoputra
Mulyono Atmosiswartoputra Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Belajar merangkai kata agar pelajaran tak hilang sia-sia.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Parikan, Pantun dalam Sastra Jawa

11 Juli 2022   21:54 Diperbarui: 11 Juli 2022   22:07 2023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Lamun ana nulis bareng maneh

in syaa Allah aku pengin melu.

(Bunga mawar dijadikan hiasan

ternyata dipatahkan [oleh] anak yang banyak tingkah

Bersatu-padu menulis bersama

menjadi buku semoga bermanfaat

Memancing di sungai mendapatkan gurameh

gurameh lepas tercebur ke air

Bila ada menulis bersama lagi

In syaa Allah saya ingin ikut).

Apakah parikan masih digunakan orang sampai saat ini? Jawabnya, masih. Hanya saja, parikan lebih banyak digunakan di dunia seni dan sastra daripada digunakan dalam percakapan sehari-hari. Lihatlah di youtube, parikan kadang dibawakan oleh penari remo dari Jawa Timur. Dalam kesenian Banyumas terkadang juga ada parikan-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun