Langit terang, namun mentari belum menunjukan batang hidungnya. Bus tiba di stasiun Narvik. Setengah jam sebelum jadwal kereta Arctic berangkat.
Dari Narvik kereta akan mendaki pegunungan menuju stasiun Bjornjfell, pemberhentian kami. Michael nanti akan menjemput kami di stasiun ini untuk kembali lagi ke Narvik.
Sebelum Bjornjfell, sepur akan melewati tiga stasiun. Di dua stasiun, kereta akan berhenti sekitar 15 menit. Memberi kesempatan kepada penumpang untuk turun sejenak, berfoto atau menikmati suasana.
Anthony menginfo, agar kita mengambil tempat duduk di sisi kiri. Viewnya lebih bagus dibanding yang di kanan.
Arctic beranjak pelan, masinis berhalo - halo dalam bahasa Norway dan Inggris, menjelaskan rute perjalanan.
Bergemeretak Arctic biru dengan empat gerbong menambah kecepatan, menjauhi stasiun Narvik.
Melewati rumah - rumah tipikal utara, warna warni di kiri kanan rel. Yang nampak cantik dilingkungi alam musim gugur. Kereta ke luar kota, mulai menapaki rel menanjak.
Panorama indah musim gugur terbentang. Di kiri rel, lereng luas dan dalam menyentuh permukaan perairan sound ( laut yang menjorok ke pedalaman daratan ).
Paduan gunung di latar belakang, permukaan sound, tebing curam berwarna merah kuning coklat adalah lukisan alam tersaji memikat.
Mata tak berkedip, kamera ber klik - klik tak putus. Alam menjadi puisi panjang menyegarkan mata.
Berkilo - kilo meter panorama indah itu berkelebat. Bagai diorama lukisan pemandangan indie mooi Basuki Abdullah di pameran. Tak putus - putus.