Membunuh pamannya? Bagaimana peristiwa itu akan dipandang. Dari sisi hukum, moralitas, keadilan juga dampak lainnya terhadap kehidupan kerajaan?
To be or not to be that's the question, adalah solilokui Hamlet. Renungan bimbang dan rumit untuk satu pilihan. Apakah lebih baik mati saat ini. Atau meneruskan kehidupan yang muram dan kacau.
Bimbang, harus balas dendam atau bunuh diri saja.
Pertanyaan itu mengambang lama. Tak segera menemukan jawaban dan solusi mantab.
Inspirasi timbul. Akhirnya ditempuh satu langkah. Pangeran Hamlet berpura - pura gila. Untuk mengamati, menilai situasi dalam rangka mengambil langkah dan putusan paling tepat yang mesti dilakukan.
Hamlet adalah drama tragis dan dilematis, bertema gelap dan muram.
Pada babak akhir lakon, Skakespeare menutup dengan suram dan tragis. Berbumbu sarkastis.
Mayat - mayat para pelakon utama, termasuk Hamlet, ibunya, pamannya dan orang penting lainnya berserakan di puri istana Denmark.
Kematian massal dan tak bermakna dari orang - orang polos, orang jahat, orang baik, orang naif, juga orang bijak. Semua mati. Drama berakhir.
Hamlet lakon muram namun memikat dan multi makna. Ditulis sekitar enam ratus tahun lalu dan masih diminati. Sering dikutip dan dipentaskan hingga kini.
    *****
Hari ini, to be or not to be dihadapi skuad bola Spanyol dan Inggris.