Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Islandia Negeri Es dan Api, Catatan Perjalanan #2

13 Juli 2023   19:33 Diperbarui: 22 Juli 2023   21:06 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan Es dan Api akrab bersinergi, mempersembahkan panorama magis memesona!

Iceland, atau Islandia adalah negeri Es dan Api. Walaupun nama resminya Iceland, namun konon sebenarnya lebih banyak unsur api yang terkandung di dalam perut buminya. Negeri yang berada dalam kawasan kutub utara ini tinggal berjarak 250 an kilometer dari Greenland, titik paling utara bola dunia. Baca kisah sebelumnya di sini.

***

Blue Lagoon

Mandi adalah aktivitas keseharian yang biasa kita lakukan. Namun pagi ini, kami mandi yang tak biasa.

Di Islandia dalam suhu udara 10 derajat celcius, kami berendam di telaga dan merasa sangat nyaman. Bahkan sebenarnya tak ingin segera mentas dari lagoon seluas dua kali lapangan bola itu, kalau saja tidak dibatasi waktu.

Ya, karena kami berendam di Blue Lagoon. Salah satu destinasi wisata andalan negeri ini. Bahkan selalu masuk dalam jajaran 100 destinasi wisata dunia yang strong recommended.

Blue Lagoon, laguna di tengah padang bebatuan hitam itu adalah salah satu muara tampungan mata air perut bumi. Bercampur dengan panas bumi geothermal menjadi bentukan laguna yang sangat nikmat untuk berendam dan bercengkerama bersama teman atau keluarga.

Air hangatnya berwarna hijau kebiruan, atau biru kehijauan. Seperti warna hijau tosca, namun bukan. Lebih tepat kalau disebut berwarna nuansa hijau es.

Sebelum bisa berendam di telaga hangat senyaman blue lagoon ini, dari dini hari di Copenhagen, anggota rombongan Iceland Tur telah sibuk berjuang. Membulatkan tekad, mengatasi segala aral untuk bangun dan bersiap sejak pagi buta.

Dari Copenhagen ke Iceland, pesawat akan take off pukul delapan pagi.

Dalam kondisi masih capai dan jet lag, kami harus membenahi kopor dan check out dari hotel pukul lima pagi. Lalu sarapan minimalis ala kadarnya dan budal ke bandara yang ditempuh tak sampai 30 menit perjalanan.

Di bandara Copenhagen, antrian mengular panjang di depan counter check in. Demikian juga kami harus sabar juga gelisah mengantri di gate security check. Karena panjang dan lamanya. Jumlah counter di setiap gate minim. Nampak kalau sudah saatnya bandara utama kerajaan Denmark ini mesti segera diperluas.  

Untungnya tidak ada pemeriksaan imigrasi, meskipun ini penerbangan antar negara. Karena visa schengen kami berstempel negara Denmark.

Jadi bepergian dari Denmark ke Islandia atau sebaliknya tak perlu pemeriksaan imigrasi.

Usai sekuriti cek yang cukup ketat rombongan berjalan cepat menuju gate keberangkatan. Hampir saja telat.

Pesawat SAS ke Islandia take off pukul 8.00. Menempuh penerbangan riil selama 3 jam. Tapi karena waktu Islandia 2 jam lebih lambat dibanding Denmark, kami mendarat di Keflavik pukul 9 pagi waktu setempat Iceland.

Keluar bandara, udara 9 derajat Celcius meyongsong. Sembribit angin laut utara mengelus sepoi, nyaman. Sopir imigran berasal dari Polandia ramah menyongsong.

Langit Islandia cerah pagi ini, walau gumpalan awan kelabu nampak mentiung menggelantung.Jaket dirapatkan, rombongan mendorong troli koper beriringan mengikuti mr Polandia yang hanya berbaju tipis menuju tempat parkir bus. Kelihatannya bagi orang setempat sembilan derajat adalah suhu hangat.

Mobil parkir  menghampar di lapangan tak berbatas, tak ada bangunan di sekitar. Tanah rata nampak begitu luas sampai cakrawala.

Struktur masive bangunan bandara bagai makhluk asing raksasa teronggok di tengah padang bebatuan hitam yang nyaris rata.

Inilah daratan Islandia yang telah cukup lama ada di angan. Pagi ini saya telah tiba di sini. Pukul sembilan pagi. Syukur Alhamdulillah, badan sesenior ini tetap waras semoga sowag tak datang.

Tujuan kami yang pertama sesuai itenerari adalah Blue Lagoon. Dari bandara dengan bus hanya perlu waktu sekitar 20 menit perjalanan.

dokpri
dokpri
Meluncur di jalan tak begitu besar namun mulus dan sepi bus berselancar lancar. Tengok ke kiri kanan jalan, adalah dataran luas  dengan permukaan bergelombang bebatuan hitam di sepanjang mata memandang. Jauh disana, perbukitan kelabu berbaris seolah benteng yang mengepung daratan. Bunga - bunga Lupin masih mekar bertebaran, ungu kelam berserakan liar bagai beledu di sepanjang jalan.

Rasanya kami seperti berada dipermukaan Bulan atau planet Mars, sebagaimana yang banyak dipertontonkan di film - film Hollywood. Asyik, mata tak kedip, angan menerawang.

20 menit sudah, bus sampai di kawasan Blue Lagoon.

Berjalan menuju bangunan penerima, di gerbang masuk terpasang booth untuk berfoto. Bertulis Blue Lagoon Iceland, berlatar belakang polos warna broken white. Kiri kanan booth, tumpukan batu hitam bertimbun estetis. Kelihatan keren dan ikonik. Pengunjung antri bergantian berfoto di booth itu.

Selanjutnya kami sejenak santai menyusuri setapak rapi lorong bebatuan. Dan segera terlihat struktur modern bangunan didominasi metal dan kaca di depan.

Rasanya tak sabar. Kebelet segera nyemplung ke telaga air hangat dibalik bangunan modern nyeni itu. Di telaga hijau es berkandungan mineral sehat, campuran sulphure, silica dan magnesium.

dokpri
dokpri
Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun