Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Islandia Negeri Es dan Api, Catatan Perjalanan #2

13 Juli 2023   19:33 Diperbarui: 22 Juli 2023   21:06 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari Copenhagen ke Iceland, pesawat akan take off pukul delapan pagi.

Dalam kondisi masih capai dan jet lag, kami harus membenahi kopor dan check out dari hotel pukul lima pagi. Lalu sarapan minimalis ala kadarnya dan budal ke bandara yang ditempuh tak sampai 30 menit perjalanan.

Di bandara Copenhagen, antrian mengular panjang di depan counter check in. Demikian juga kami harus sabar juga gelisah mengantri di gate security check. Karena panjang dan lamanya. Jumlah counter di setiap gate minim. Nampak kalau sudah saatnya bandara utama kerajaan Denmark ini mesti segera diperluas.  

Untungnya tidak ada pemeriksaan imigrasi, meskipun ini penerbangan antar negara. Karena visa schengen kami berstempel negara Denmark.

Jadi bepergian dari Denmark ke Islandia atau sebaliknya tak perlu pemeriksaan imigrasi.

Usai sekuriti cek yang cukup ketat rombongan berjalan cepat menuju gate keberangkatan. Hampir saja telat.

Pesawat SAS ke Islandia take off pukul 8.00. Menempuh penerbangan riil selama 3 jam. Tapi karena waktu Islandia 2 jam lebih lambat dibanding Denmark, kami mendarat di Keflavik pukul 9 pagi waktu setempat Iceland.

Keluar bandara, udara 9 derajat Celcius meyongsong. Sembribit angin laut utara mengelus sepoi, nyaman. Sopir imigran berasal dari Polandia ramah menyongsong.

Langit Islandia cerah pagi ini, walau gumpalan awan kelabu nampak mentiung menggelantung.Jaket dirapatkan, rombongan mendorong troli koper beriringan mengikuti mr Polandia yang hanya berbaju tipis menuju tempat parkir bus. Kelihatannya bagi orang setempat sembilan derajat adalah suhu hangat.

Mobil parkir  menghampar di lapangan tak berbatas, tak ada bangunan di sekitar. Tanah rata nampak begitu luas sampai cakrawala.

Struktur masive bangunan bandara bagai makhluk asing raksasa teronggok di tengah padang bebatuan hitam yang nyaris rata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun