Menjadi direktur di Pelindo4?
Tak pernah sedikitpun terlintas di pikiran, selama hampir dua puluh tahun merintis karir di Pelindo2. Waktu itu saya telah lebih dari 3 bulan menjadi pelaksana tugas Direktur Keuangan Pelindo dua. Karena dirkeu, pak Thantawi Hamid (Almarhum) telah dilantik menjadi Dirut PT Djakarta Lloyd. Bahkan sebagai Plt, pelaksana tugas saya merasa yakin akan segera dikukuhkan sebagai Direktur Keuangan Pelindo2 definitif.
Undangan itu cukup mengagetkan dan tak terantisipasi. Tapi itulah undangan yang datang sore itu.
Menjadi direksi BUMN adalah suatu berkah sekaligus tantangan pengabdian. Namun bagi saya kala itu akan dilantik sebagai Direktur Pelindo4 adalah berkah yang tak diharapkan.
Bakda Mahrib di kantor, dengan hati gundah bersama staf merampungkan bahan rapat dengan Dewan Komisaris besok pagi. Mungkin akan menjadi rapat terakhir saya di Pelindo2.
Bakda Isya telah di rumah, berkumpul dengan isteri dan dua anak yang masih SMP dan SD.
Di perjalanan tadi, dari Tanjung Priok menuju pulang hati tambah panas, merasa kecewa dan mutung. Di atas tol Cawang memutuskan, akan segera mengundurkan diri setelah pelantikan besok sore dan pensiun dari Pelindo 2. Entah selanjutnya bagaimana, itu urusan nanti.
Di rumah menyampaikan niat undur diri itu kepada keluarga. Isteri sependapat dan mendukung pengunduran diri. Anak yang SMP cuek mengatakan terserah bapak, bapak yang menjalani.
Giliran si bungsu berpendapat. Dengan polos berkata, kalau mundur ilmu bapak  tidak akan bertambah.
Kata kata si bungsu seperti sinar laser menusuk gumpalan keras kekecewaan. Emosi itu sedikit luntur, pikiran mulai bekerja.
Masuk kamar, menghubungi senior pejabat di Kementerian Keuangan. Mengemukakan persoalan, minta pertimbangan.
Senior mendengarkan curhat saya, hening. Suara saya tersendat sendat mendominasi pembicaraan.