Kedengarannya walking tour ini cukup menantang dan lama. Menarik layak dipertimbangkan.
Mobil menyusur jalan sejajar sungai. Sebentar lagi sampai di Sunda Kelapa.
Pelabuhan Sunda Kelapa Kala Senja
Pelabuhan Sunda Kelapa konon sudah eksis sejak abad 5 M sebagai titik penting penghubung transportasi laut dan sungai kerajaan Tarumanegara.
Kemudian awal abad 12 M, Kalapa - nama Sunda Kelapa waktu itu - semakin ramai menjadi bandar international. Disandari kapal kapal pedagang mancanegara dari India, Cina, Arab. Kemudian menyusul kapal Portugis dan Kapal dari negara Eropa lainnya.
Lewat pelabuhan ini pulalah Jan Pieterszoon Coen, komandan maskapij dagang Belanda VOC merebut dan menguasai Jayakarta. Selanjutnya merubah nama kota Jayakarta menjadi Batavia.
Sejenak ngobrol ngalor ngidul masa lalu dan harapan masa depan di kantor yang dulu beberapa kali disambangi. Obrolan nostalgia dan harapan masa datang.
Sunda Kelapa dulu adalah bandar vital pada masa Tarumanegara. Juga kerajaan selanjutnya Pajajaran dan pada jaman pendudukan VOC di Batavia.
Perdagangan rempah, ternak, hasil pertanian, sutera dan sebagainya menggunakan pelabuhan ini sebagai terminal kedatangan, tempat bersandar dan keberangkatan kapal kapal dagang kayu tradisional tujuan antar pulau maupun ke mancanegara.
Seiring dengan berkembangnya ukuran dan teknologi kapal, perairan Sunda Kelapa terlalu dangkal untuk bisa disandari kapal kapal dagang baru yang semakin besar ukurannya. Juga memerlukan teknologi dan cara bongkar muat berbeda.
Belanda pada tahun 1870 an mencari alternatif untuk membangun pelabuhan baru
-- barangkali hampir bersamaan dengan saat pembangunan lapangan golf tertua Indonesia, yaitu disekitar Rawamangun tahun 1872, yang kala itu bernama Batavia Golf Club. Sekarang lapangan itu masih operasi, yaitu Jakarta Golf Club -- Â yang selanjutnya dibangun pelabuhan Internasional lebih besar, yaitu pelabuhan Tanjung Priok.