Inilah gedung galeri nasional yang belum  pernah awak sambangi. Membayangkan segera akan menyusuri 3 gedung pameran lukisan dan seni instalasi. Pameran permanen maupun yang periodik bergantian sesuai temanya.
Namun apa mau dikata, sayang seribu sayang sekuriti gedung mengatakan ruang pamer belum dibuka. Sudah setahun lebih selama masa pandemi pameran ini tidak dibuka untuk umum. Yah kuciwa ...
Walaupun sudah mengecek di medsos yang mewartakan kalau museum museum di Jakarta sudah mulai dibuka kembali, ternyata belum tentu warta itu seluruhnya benar. Jangan jangan museum yang lain masih tutup juga... harap harap cemas..
Akhirnya hanya memotreti nampak luar gedung saja. Bangunan bangunan berpilar pilar putih gaya kolonial yang masih terlihat perkasa.
Meninggalkan merdeka timur, memutari Tugu Tani dan belok kiri masuk jalan medan merdeka selatan.
Melewati balai kota yang tidak begitu ramai. Melintasi gedung Kementerian BUMN yang telah berubah fasad menjadi berkotak kotak kebiruan, kantor penuh kenangan. Saat masih aktif, bisa setiap minggu sekali rapat disitu bahkan terkadang bisa berkali kali.
Disamping kantor kementerian yang dulu berdiri gedung Danareksa nan megah dan klasik, kini gedung itu lenyap tiada. Berubah berupa tanah kosong sahaja. Gedung cikal bakal terselenggaranya bursa efek di Indonesia itu sudah dirobohkan tak berbekas. Entah disitu mau dibuat apa. Dalam hati merasa gegetun, dulu sering juga bertandang ke gedung itu. Bangunan cantik klasik itu telah mendiang tak berwujud. Sayang sekali...Â
Mobil memutari air mancur BI yang bersusun dua. Air mancur sebagai pembatas pertemuan jalan Thamrin dan jalan Medan Merdeka. Air mancur cukup besar penyejuk kota yang deras memancarkan dan memercikan air tak putus putus. Di ujung sana tugu Monas menjulang ke langit memutih dengan puncak obor emasnya. Kawasan Monas yang dijaga patung perunggu hitam kehijauan Arjuna Wiwaha di gerbang selatan. Patung kereta sang ksatria perang Arjuna dihela delapan kuda kuda perkasa menuju medan laga Kurusetra menghadapi Karna saudara tua dalam kisah Mahabharata. Patung perunggu energik itu salah satu master piece karya Nyoman Nuarta.
Melewati gedung Sapta Pesona kantor Kemenpar dan melewati kantor Kemenhan sampailah kami di Museum Nasional. Alhamdulillah museum tidak tutup alias buka.
Museum nasional juga disebut museum Gajah, karena di depan gerbang museum yang berpilar gaya Yunani berdiri patung gajah pemberian raja Thailand atau Muangthai kala itu.
Patung gajah penjaga yang tidak begitu besar. Di sebelah kiri patung terdapat ikon baru yang belum begitu lama tahun 2012 mempercantik museum. Yakni patung perunggu yang juga karya sang maestro Nyoman Nuarta.