Melihat arloji. Rencana penerbangan selama 2 jam seperempat itu tinggal sekitar 15 menit tersisa. Nyonya yang duduk mepet window sedang asyik memotret pemandangan di luar. Pesawat telah menurunkan ketinggian.
Ikut melongok keluar jendela, terlihat pemandangan unik tak biasa. Banyak bidang bidang luas, ladang pertanian  berwarna coklat dengan pinggiran tanaman hijau. Bidang pertanian ditepian perairan berliku liku berwarna hijau tosca bak lukisan bergaya kubisme raksasa, cantik. Daerah pertanian berpanorama unik menawan nampak dari ketinggian. Entah itu pertanian apa tak jelas kelihatan.
Tak berapa lama kemudian pesawat semakin terbang rendah. Sekitar pukul 10 pagi lebih, pesawat mendarat mulus di kota wisata Iguazu. Masih di negari Samba Brazil.
Tidak ada urusan Imigrasi dan Custom, pengambilan bagasi pun lancar.
Di pintu keluar, Marselo pemandu kami selama di Iguasu berdiri melambaikan tangan.
Marselo adalah latino tidak begitu tinggi. Wajahnya mirip Sean Penn bintang Hollywood mantan suami Madona. Hanya Marselo berkumis, Sean Penn tidak. Gayanya seenaknya, santai. Cenderung selengekan.
Bus meninggalkan bandara kecil Iguasu untuk lunch. Hari masih terlalu pagi untuk makan siang. Marselo dan Eric menawarkan tur tambahan. Melihat air terjun Iguasu dari udara. Melengkapi acara kami nanti siang, berjalan kaki menyusuri tepian sungai Iguasu sampai di pusat air terjun.
Ternyata banyak yang berminat. Jadilah bus menuju terminal khusus Helicopter.
Heli berkapasitas 5 orang termasuk pilot itu mengudara sekitar 15 menit disekitar air terjun Iguasu.
Heli bermanuver miring sana miring sini, memberi kesempatan penumpang mengambil foto dari udara dengan berbagai posisi.
Iguasu Falls new nature seven wonder. Helicopter terbang 200 meter diatasnya. Deretan air terjun spektakuler terhampar di bawah sana.