6. Vancouver 3
Pukul 8.00, Debarkasi berjalan lancar. Hampir seribu orang tertib  menuruni tangga kapal. Menoleh, sekali lagi menatap Crystal Symphony. Hotel, restoran dan tempat berwisata kami selama lebih dari sepekan.
Kapal besar putih itu anggun diam dan membisu. Selamat tinggal, Sayonara.
Di terminal, pak Agus pria setengah baya itu telah menunggu. Pria asal Semarang yang telah lama mukim di Vancouver ini akan memandu kami di hari terakhir.
Dari pelabuhan, bus membawa rombongan menuju Granville Island. Dihubungkan jembatan panjang, pulau kecil hasil reklamasi dekat down town ini adalah tujuan wisata populer di Vancouver.
Menyusuri akademi seni dengan bangunan bangunan unik. Karya karya instalasi modern menarik di pinggir punggir jalan. Paduan karya funsional dan seni menjadi daya tarik tersendiri kawasan ini.
Masuk ke pasar tradisional atau pasar senggol. Aneka makanan, buah, sayur produk pertanian lokal  segar dijajakan. Juga handycraft Vancouver berbahan kain, kulit, perca, kaca, keramik, besi dll terpajang menggoda.
Siang hari, rombongan Sholat dzuhur di Masjid Islamic Centre di pinggiran Vancouver. Masjid simple, berseni dan adem teduh. Interiornya menonjolkan paduan kayu pinus tebal dan kaca hias artistik.
Hari ini ditutup dengan mampir di Factory Outlet  dekat bandara. FO luas itu berjejeran toko toko menjual barang barang branded yang ketinggalan mode sekitar 6 bulan. Tentu saja dengan harga sangat miring.