Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kanada dan Alaska di Musim Gugur, Catatan Perjalanan 29

29 November 2019   09:41 Diperbarui: 29 November 2019   09:46 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bus tur antik klasik, berwarna hijau Cingcao telah menunggu di dekat tangga Kapal. Dua puluh orang mengikuti trip sore ini. Ada lima wajah peserta Asia. Termasuk kami bertiga.Driver sekaligus pemandu seorang Miss. Berwajah campuran Indian Bule.

Menyusuri jalan tepi sungai, Miss Indian menjelaskan tentang Kechikan sebagai kota Salmon. Kota Kepiting, Kota Hujan, Kota Beruang. Dan juga kota Totem. Totem totem karya First Nation  suku Indian Tlingit.

Tak berapa lama Bus telah sampai di tujuan.Totem Village, desa Totem.

Kami diajak menuju bengkel kecil, tempat proses pembuatanTotem. Sebatang Totem besar dan panjang terlentang di depan bangunan. Sedang direparasi atau direstorasi.

Totem adalah tiang berukir Flora, Fauna, Manusia dan bentuk bentuk lain. Terkadang dilengkapi bentuk Abstrak  suasana hati. Atau citra dari segumpal impian.

Dibuat dari batang utuh pohon Pinus berumur cukup tua. Paling bagus kalau minimal berumur 60 tahun. Dengan lingkar batang lebih dari 2 meter.

Totem adalah Tugu penanda, peringatan dan atau memuat sebuah kisah.

Dari bengkel, rombongan berjalan kaki ke plaza Totem.

Tugu tugu Totem berjejeran melingkar. Tingginya bervariasi, antara tiga sampai sepuluh meter. Nampaknya semuanya terbuat dari batang kayu utuh. Berbagai ukiran berbeda tersemat di setiap Tiang.

dokpri
dokpri
Totem Park. Dokpri
Totem Park. Dokpri
Diseberang taman berdiri bangunan kayu tidak begitu tinggi. Dinding depan dipenuhi lukisan wajah Indian. Merah berekspresi misterious. Di kiri kanan tegak patung penjaga. Rupa makhluk makhluk tak biasa, Magis.Kursi berderet menghadap panggung di ujung ruangan. Seorang Indian berdiri sendirian, bersedekap diam di sebelah kanan.

Dari jauh nampak seperti perempuan. Ternyata seorang pria yang bermenung. Seolah jiwanya sedang meninggalkan raganya. Tak bergeming dengan suasana sekitar. Bak Totem acuh bernyawa.Tak ada penjelasan apapun. Miss Indian tidak menyertai. Tanda tanya, ini Balai Desa atau tempat Peribadatan. Auranya hening mencekam.

Kembali di taman Totem. Memandangi sekali lagi Totem 3 Beruang. Salah satu Totem masyur. Melegenda di Amerika dan Kanada.

Totem yang memuat berbagai versi cerita. Konon cerita Totem itu adalah kisah Nina Bobo  sebelum tidur. Cerita Anak anak dimuati pembelajaran hidup.

Salah satu Versinya adalah sebagai jawaban atas pertanyaan. Kenapa Kechikan sering hujan. Dan kenapa ada 3 jenis  Beruang dengan warna bulu berbeda. Putih, Coklat kemerahan dan berwarna Hitam. Kisahnya ada miripnya dengan legenda Jawa, Joko Tarub.

dokpri
dokpri
Konon Dewi Beruang mendapat hukuman harus turun ke Bumi. Menjelma menjadi wanita cantik tersesat di hutan. Kakinya terjebak dalam lilitan Sulur  pepohonan.Seorang pemuda Pemburu menolong Dewi Beruang. Mereka saling jatuh cinta. Dan melahirkan tiga anak berbentuk  Beruang.

Yang pertama Beruang putih. Warna penanda dari gairah dan Cinta suci. Dengan kelahiran anak pertama, Sang Dewi berterus terang. Kalau dirinya sesungguhnya adalah Beruang.

Sang pemburu marah, merasa dibohongi. Namun tetap tidak bisa berpaling dari cintanya kepada sang Dewi. Anak kedua, seekor Beruang berwarna Hitam. Lambang kegundahan hati dan kemarahan gelap. Namun tak bisa melepaskan diri dari belitan Hasrat birahi dan Asmara.

Kemudian Pemburu menjadi lebih Wise. Berpikir bahwa sesungguhnya dirinya pun adalah seekor Hewan yang berpikir. Sifat Hewaniah terkadang muncul dan menguasai setiap manusia. Dengan wajah gelap tak manusiawi. Malaikat dan Setan ada dalam diri setiap orang. Pengaruh keadaan dan keyakinannya, terkadang memunculkan Malaikat atau Setan pada dirinya.

Sang Dewi Beruang hadir dalam hidupnya sebagai Hewan yang Kamanungsan. Hewan dalam wujud Manusia.

Dirinya harus rela dan bijaksana menerima kenyataan itu. Sebagai bagian Takdir yang tidak bisa dihindari.

Anak ke tiga lahir, Beruang berwarna Coklat Kemerahan. Perlambang Wisdom dan Courage. Kearifan dan Keberanian dalam menghadapi kenyataan.

Hukuman Dewi Beruang selesai. Sang Dewi harus pulang, kembali ke Dunia Dewa. Meskipun terlanjur kerasan hidup di Dunia bersama suami dan tiga anaknya, namun tetap harus kembali.

Dewi terbang ke Dunia lain. Di Alam sana kerinduan kepada Suami dan ke tiga anaknya membuatnya berduka dan menangis setiap hari. Air mata kerinduan yang tumpah membanjir, menjelma menjadi hujan di Kechikan.

Legenda itu menjadi dongeng untuk menjawab pertanyaan Anak anak. Kenapa Kechikan sering hujan dan ada 3 Beruang dengan warna berbeda.

Wisdom cerita, perjalanan hidup selalu diwarnai Putih, Hitam dan Coklat. Terima dengan Ikhlas dan Cerdas untuk pembelajaran, pengembangan dan pendewasaan diri. Setiap manusia berubah. Transformasinya bukan hitungan Matematika. Diasah dengan harapan, gairah, duka dan juga terkadang kerisauan.

Hari ini kelihatannya Sang Dewi tidak berduka. Kechikan cerah tak berawan. Hujan pun tiada. Atau karena Dewi Beruang telah berkumpul dengan Suami dan tiga anaknya di Alam sana. Bahagia.

5.7. Pelayaran, Malam Terakhir

Setiap orang cenderung mencintai apa apa yang tidak dimiliki. Ketika mengemban jabatan tertentu, menginginkan posisi lebih tinggi. Dipikirnya jabatan lebih tinggi akan membuat hidupnya lebih baik.

Ketika tidak lagi menjabat, menyesali. Kenapa saat di posisi itu, tidak melakukan ini itu yang bermanfaat.

Atau menyesali kenapa saat sedang menjabat, melakukan hal hal konyol ini itu yang merugikan lingkungan, dsb.

Ada pepatah, sesal kemudian tak berguna. Walaupun sebenarnya sesal kemudian itu sering ada gunanya juga. Menyadari untuk perbaikan diri.

Demikian juga yang dirasa Malam terakhir di Kapal. Merasa sayang, ternyata pelayaran besok harus berakhir. Besok dini hari akan sampai kembali di Vancouver. Harus Say Good Bye kepada Crystal Symphony.

Sore ini adalah terakhir kali mendengarkan Whats a Wonderful World serak serak Louise Armstrong dari pengeras Kapal.

Menjelang Mahrib, Crystal Cruise bertolak Elegan meninggalkan kota Salmon, Ketchikan.

bersambung Episode terakhir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun