Tujuan pertama kami adalah Kelenteng sangat populer dan bersejarah. Kelenteng Sam Poo Kong, tempat petilasan ketika Laksamana Cheng Ho menyandarkan Kapalnya di Semarang pada abad 15 Masehi.
2.1. Kelenteng Sam Poo Kong.
#Laksamana dalam Misi Persahabatan dan Perdagangan. #
Sore hari memang saat yang disarankan untuk berkunjung ke Kelenteng untuk menikmati pesonanya. Dengan tiket seharga Rp 25.000,- per orang kami memasuki area yang cukup luas ini.
Melangkah tidak berapa lama, kami sudah berada di tengah komplek bangunan dengan arsitektur Cina Kuno. Artistik.
Sisi kiri kami adalah Hall dan juga panggung tinggi megah. Untuk berbagai pertunjukan yang digelar secara periodik. Mirip sekali dengan hall yang berada di salah satu sudut kota Beijing. Patung patung sosok Tiongkok lama bertebaran disana sini.
Sebelah kanan kami adalah empat Kelenteng merah. Megah, indah berjejeran tertimpa berkas senja. Di depan kami berdiri tegak, patung Laksamana Muslim Cheng Ho yang legendaris itu.
Empat Kelenteng itu masing masing adalah Kelenteng Dewa Bumi, Kelenteng Juru Mudi, Kyai Jangkar. Dan yang terbesar adalah kelenteng Sam Poo Tay Djien.
Semua serba merah. Cemerlang.