Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Piknik di Ci Joglo Semar, Catper 4

30 Agustus 2019   17:01 Diperbarui: 30 Agustus 2019   17:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lauk Nasi Jamblang. Dokpri

Pak Pemandu menyebutkan dua warung Nasi Jamblang yang disarankan beserta keistimewaannya.

Yang pertama Warung ibu Nur. Warung nasi Jamblang yang menyajikan lauk pauk sangat komplit dan variatif. Di warung itu ada sekitar 40 jenis lauk pauk melengkapi sajian nasi putih yang pulen. Dari Ikan, Telor, Tahu Tempe, Cumi, Ayam, Daging, pepes, ikan asin, Sayur, Kerupuk dan masih banyak lagi.

Yang ke dua adalah warung Mang Dul.  Di warung nasi mang Dul nasi nasi putih yang dibungkus dengan daun jati telah disiapkan sejak pagi. Ciri khas nasi Jamblang memang nasi putih yang terbungkus dalam daun Jati. Resapan Daun sejak pagi menyatu dan memberi rasa enak yang berbeda terhadap nasi saat disantap pada siang hari.

Kepopuleran Nasi Jamblang hingga kini, ternyata tidak terlepas dengan sejarah pembangunan konektivitas jalan darat pulau Jawa. Konon pada saat Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels melaksanakan pembangunan jalan darat sebagai penghubung kota kota di pulau Jawa. Yang dikenal dengan jalan Anyer - Panarukan. Jalan raya pertama di Jawa ini antara lain juga melewati wilayah Cirebon.

Saat itu pemerintah Belanda mempekerjakan ribuan tenaga kerja lokal. Dengan bayaran sangat rendah. Saat pembangunan itu banyak korban berjatuhan meregang nyawa.

Salah satu penyebab adalah karena pekerja kurang makan. Saat itu para pekerja di Cirebon setiap hari membawa bekal makanan dari rumah. Berupa Nasi beserta lauk yang dibungkus dengan daun pisang. 

Ternyata nasi bungkus itu tidak bertahan cukup lama. Karena jam kerja yang panjang tidak berketentuan, nasi dalam daun pisang itu cepat basi. Tidak lagi enak dimakan. Terjadi korban berjatuhan karena kurang makan.

Saat itu munculah para pekerja dari desa Jamblang di pinggiran Cirebon. Mereka membawa bekal nasi yang dibungkus daun Jati. Ternyata nasi bungkus itu lebih tahan lama. Tidak gampang basi. Bahkan Nasinya terasa lebih enak.

Sejak itulah nasi Jamblang menjadi pilihan dan buah bibir. Nasi Jamblang menjadi populer hingga kini, sebagai kekayaan kuliner khas Cirebon yang selalu dicari cari para pelancong maupun warga Cirebon sendiri.

Mendengar penjelasan pak Pemandu tentang nasi Jamblang, akhirnya kami memutuskan untuk makan siang di warung mang Dul. Ingin menikmati sensasi rasa Nasi yang dibungkus dan diurapi aroma daun Jati.

Siang itu warung mang Dul dijejali pengunjung. Puluhan ibu ibu berseragam merah merah mendominasi deretan bangku bangku. Beberapa bapak bapak kantoran juga tengah asyik melahap nasi di daun Jati itu. Untung masih ada satu meja kosong dengan empat kursi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun