#Pulang ada saatnya memiliki makna kuat dan menggelorakan hati.#
Kata Pulang memiliki bobot dan arti yang bisa berlainan. Tergantung dalam peristiwa apa pulang itu terjadi. Pulang kantor, pulang sekolah, pulang dari bermain main adalah peristiwa rutin biasa. Tidak menimbulkan getaran hati cukup berarti.
Pulang dengan P besar dan makna terbesar, adalah manakala seseorang wafat meninggalkan dunia fana, berpulang. Kepulangan yang tidak hanya berujud dengan Raga telentang tak berdaya.Â
Namun juga momen ketika Arwah yang selama ini menyatu raga terbang, pergi meninggalkannya menuju alam lain. Melanglang terlebih dahulu entah dimana, menunggu hari timbangan Amal kebaikan dan laku keburukan. Dan pada saatnya Arwah itu akan bersemayam abadi. Di Neraka dicuci bersih terlebih dahulu, sebelum pada saatnya ditransfer ke Sorga.
Hanya semata akan berkendara ke Timur.
***
Yang pasti reunian dengan teman teman, bapak ibu senior para alumni dari kantor instansi BUMN di tepi Selat Makassar akan mengambil tempat di Yogyakarta. Kota Wisata, pelajar dan Budaya.
Sebenarnya perjalanan darat ini telah direncanakan akan dilakukan di sekitar Lebaran yang lalu. Saat gelombang arus mudik, terutama dari ibukota Jakarta seolah air bah manusia.Â
Membanjiri kota kota dan daerah daerah lain. Pergerakan manusia yang membikin repot banyak instansi. Namun menjadi madu bisnis bagi institusi transportasi, kuliner, produsen sandang, perhotelan dan tentu saja pariwisata.
Para pemudik berjuang susah payah. Kerepotan, kecapaian namun diliputi semangat dan hati gembira menuju kampung halaman untuk bertemu kerabat dan sahabat.
Termasuk kami sekeluarga, telah bersiap untuk ikut arus mudik berkendara darat. Namun rencana untuk pulang dan berHalal Bihalal di momen Lebaran itu pupus, harus ditunda terlebih dahulu karena suatu musabab. Pepatah yang mengatakan, Manusia merencanakan Tuhan menentukan berlaku bagi kami saat itu. Tiga hari menjelang lebaran Tiyang harus beristirahat total. Karena tiba tiba badan ambruk sebelum hari H awal mudik tiba.
Kini dengan semangat tinggi, kembali kami merencanakan untuk melakukan perjalanan darat yang tertunda.
Rencananya pagi hari berangkat dari Cibubur. Lalu menjelang siang akan sampai kota Cirebon. Sejenak akan kulineran Nasi Jamblang, Tahu Gejrot atau Empal Gentong dan klintong klintong di kota Udang itu. Kemudian dari Cirebon menuju Semarang untuk menginap dan berwisata di kota Lumpia ini. Selanjutnya menuju kota Solo. Namun sebelum sampai kota Keroncong Solo, akan terlebih dulu sejenak mampir di kota Crocodile forget atau Boyolali. Ada yang kami incar di kota Susu itu.
Solo dan sekitarnya adalah kampung halaman. Akan berkunjung dan Ziarah, serta melanglang kemana. Nanti tergantung mood dan suasana hati.
Selanjutnya ke Yogya, Borobudur, Dieng dan destinasi lain. Baru akan kembali ke Jakarta. Berharap perjalanan panjang dan akan cukup lama ini lancar, menyenangkan.
1. Cirebon
# Destinasi Wisata yang perlu dipoles #
Pagi belum rekah benar. Burung Perkutut dan Tekukur klangenan di halaman belakang telah  ramai berpaduan suara. Suara suara bertekukur ulem menenteramkan. Mengiringi aktivitas pagi ini.
Hampir pukul tujuh, mobil beranjak meninggalkan rumah. Memulai menggelandang  menuju Timur. Sesaat kemudian langsung berdesakan, ikut larut dalam kemacetan lalu lintas menuju Cileungsi.
Untuk menghindari kemacetan pagi di jalur mainstream JOOR yang biasanya Audzubilah, kami akan mengambil jalan terobosan. Melalui jalan kecil Cileungsi menuju Cikarang.
Pagi cerah nan kering di dipertengahan kemarau. Dengan Antusias Kami menuju Jawa Tengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H