*********
Usai makan siang di kawasan Akasuka, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Ginza. Kawasan belanja yang tersohor di Tokyo.
Hari Sabtu ini Car Free Day diberlakukan di jalan pertokoan Ginza. Apakah car free ini diberlakukan setiap hari Sabtu ataukah hanya Sabtu di minggu tertentu, entahlah.
Kawasan pertokoan Ginza adalah jalan raya besar dengan pertokoan berderet di kiri kanan. Terletak di jantung kota Tokyo. Ginza hanyalah salah satu kawasan pertokoan tersohor di Tokyo. Kawasan perbelanjaan dan walking tour lain yang tidak kalah kesohornya masih beberapa.Â
Seperti Shibuya yang sangat terkenal dengan crossing walk nya yang unik. Dan konon merupakan penyeberangan jalan tersibuk di dunia. Kawasan yang lain adalah Shinjuku. Dan juga  kawasan keramaian unik dan ikonik di Tokyo adalah Harajuku.
Di jalan itu kita akan menemui banyak anak anak muda yang berjalan jalan dengan pakaian dan asesori aneh. Bahkan unik tak terduga. Itulah Harajuku Style yang funky. Namun terkadang ada juga style yang menakutkan.Kembali ke Ginza, kawasan termahal di Jepang. Konon harga tanah per Meter persegi disini adalah Rp 5,6 Milyar. Selangit, hampir tak bisa dipercaya.
Apa yang menarik disini. Kiri kanan adalah pertokoan barang branded, kafe kafe dan toko toko lainnya. Jaman sekarang kawasan seperti ini adalah biasa. Ada disetiap kota besar. Awak terkesan dengan gedung toko fashion Uniqlo  yang terbesar di antara gerai gerai Uniqlo di seluruh dunia, 12 lantai. Uniqlo, yang terkenal sebagai penyedia fashion pakaian pakaian casual dan juga pakaian musim dingin ini telah mendunia. Menjadi salah satu Brand kebanggaan negeri sakura ini.
Ada lagi toko tas dan koper yang layak didatangi kalau sedang menyambangi Ginza. Nyelip di antara deretan toko toko besar, ada satu toko relatif kecil yang ramai. Toko bernama Ginza Karen ini menjual tas dan Kopor. Dari tas kecil hingga Kopor bagasi besar 29 inch.Â
Setiap item entah besar atau kecil  dihargai sama, 5400 yen. Atau sekitar 600 ribu rupiah. Banyak pengunjung antri membeli tas tanpa merk dan asal produk. Model model dan bentuk tas dan kopor kopir itu tidak kalah dengan barang branded. Juga kelihatan kuat, tahan banting. Awak termasuk tergoda untuk membeli beberapa.
Matahari telah condong ke barat. Usai window shopping dan bersantai santai, rombongan meninggalkan Ginza. Menuju pulau Odaiba, pulau reklamasi di teluk Tokyo.
Bus menyeberangi Rainbow Bridge sepanjang 793 meter. Sampailah kami di pulau Odaiba, kawasan baru dan modern di Tokyo.
Odaiba adalah nama dari enam pulau reklamasi di teluk Tokyo. Dibangun pada masa keShogunan Tokugawa sebagai benteng pertahanan kota Edo atau Tokyo. Di pulau pulau ini berjajar meriam meriam penghalau untuk serangan dari sisi laut. Di akhir abad 19, Jepang mendapat tekanan dan serangan laut dari Amerika yang dipimpin Komodor Perry.
Tak lama Odaiba sebagai benteng pertahanan Tokyo. Sejak 1928, pulau ketiga dari enam pulau itu mulai dialih fungsikan menjadi kawasan bisnis. Hingga menjadi Odaiba seperti yang terwujud saat ini.
Kami menuju salah satu Mall di Odaiba, Diver City. Di halamannya, menjulang patung Gundam. Patung putih super hero itu setinggi hampir menyamai bangunan Mall.
Dibelakang Mall adalah kawasan cantik dan rapi. Ada Promenade ramai, dipadati para pejalan sore itu. Dari promenade ini, barisan gedung gedung tinggi kota Tokyo dibelakang Rainbow Bridge berjajar dibawah naungan langit kelabu.
Malam menjelang di Odaiba. Lampu lampu belum sepenuhnya terang. Â Bus tunggangan meninggalkan kawasan Odaiba. Menuju hotel terakhir kami di Jepang. Tokyo Dome di jantung kota.
   Â
       Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H