Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Aneka Ragam Nuansa di Jepang, Capter 15

23 Agustus 2019   18:03 Diperbarui: 23 Agustus 2019   18:13 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengagumi Kastil Kanazawa dari pelataran, lapangan. Serta panggung spot berfoto dengan latar belakang menara Kastil yang bersusun. Khas Jepang. Tidak ada agenda untuk masuk ke Museum atau naik Menara Kastil. Kami hanya berfoto dan berjalan jalan di luar.

Tiga puluh menit kemudian kami meninggalkan Kastil. Kembali menyeberang jembatan hijau. Jembatan yang sama saat tadi masuk. Berbelok kanan. Masuk gerbang taman Kenrokuen. Taman Kenrokuen di kota Kanazawa adalah salah satu dari tiga taman terindah di Jepang. Dua taman yang lain adalah Korakuen di kota Oyama dan taman Kairakuen di kota Mito.

Rupanya ada semacam dewan penilai, yang secara periodik menetapkan taman taman terbaik di Jepang. Hasil penilaian ini menjadi referensi destinasi wisata. Baik bagi Wisman maupun Wisdom, Wisatawan mancanegara dan wisatawan Domestik.

Senja telah tua, langit masih redup kelabu. Namun rintik hujan telah sepenuhnya reda. Masuk taman, kami disambut dengan rimbunan pohon pohon raksasa. Pohon pohon besar, hijau dan kelihatan tua. Guratan di kulit kulit pohon itu, seolah menunjukan pahit getirnya tumbuhan itu bertahan menghadapi berbagai cuaca dan musim selama ratusan tahun. Cuaca yang tidak selalu ramah dan besahabat.

Taman Kenrokuen berarti taman dengan enam unsur. Yaitu Ketenangan, Keagungan, Keindahan, Keterpaduan, Lapang dan Kesejukan. Unsur unsur yang menjadikan Kenrokuen taman yang indah, nyaman, segar sekaligus kontemplatif.

Di gerbang, Ken menunjuk satu pohon berdaun mirip daun pohon Asem. Akarnya menjulur ke kiri kanan, putih kecoklatan. Permukaan kulitnya  berkerut, lipatannya nampak purba. Ken menginformasikan pohon itu telah berusia 200 an tahun.

Tak lama berjalan santai di bawah lorong pepohonan, sampailah kami di sisi telaga luas. Telaga ini adalah salah satu ikon dan sentral taman Kenrokuen. Terlihat para pelancong berfoto di Jembatan batu yang melintang di sisi tersempit Telaga. Rainbow Bridge, jembatan pelangi. Karena bentuknya yang sedikit melengkung. Menyerupai lengkungan pelangi.

Berfoto di tengah jembatan akan diperoleh latar belakang komplit. Meliouti keluasan Telaga bening, dikelilingi rimbun pepohonan. Kemudian Lentera batu berbentuk Pagoda. Dengan dua kaki panjang yang terbenam di Telaga.

Di tengah Telaga, terdapat bangunan kecil yang seolah terapung. Itulah tea house, tempat untuk bersantai minum teh sembari menikmati keindahan taman. Minum teh sudah menjadi tradisi Jepang kuno di kalangan atas. 

Minum secangkir teh di ruangan nyaman yang hening, ditemani beberapa potong Moci. Sejenak melupakan hiruk pikuk dan keruwetan masalah dunia ramai. Minum teh menjadi momen untuk menjernihkan pikiran dan memperbaharui kekuatan batin.

Di dalam taman, juga mengalir sungai diantara pepohonan. Melintas dibawah jembatan jembatan batu maupun jembatan kayu yang berada disana sini. Melengkapi suasana damai di taman ini. Sore itu pengunjung tidak begitu ramai. Keheningan dan keindahan menyatu. Sekali kali pecah oleh gelak tawa kecil dari sudut sudut taman.

Bau bau dedaunan begitu alami. Kami melintasi Pinus raksasa. Selintas Pinus ini mirip Cemara Udang yang banyak tumbuh di pulau Madura. Ken bilang pohon ini berumur hampir seribu tahun.

Puluhan batangnya berwarna merah muda menjulur kesana kemari. Batang pinus yang harus ditopang pilar pilar bambu untuk menahan beratnya agar tidak rubuh. Pohon sangat tua namun tetap menguarkan aura pesona. Entah berapa ratus tahun lagi pohon ini bisa bertahan.

Taman yang dibangun tahun 1676 oleh keluarga Maeda Tsunanori ini menjadi legacy indah dari seorang pemimpin daerah. Bermanfaat dan dinikmati puluhan generasi generasi berikutnya.

Meninggalkan taman Kenrokuen, menutup perjalanan panjang kami hari ini. Satu hari perjalanan bernuansa hijau. Sejak dari desa Shirakawago di lembah gunung pinus hijau. Melintasi bekas medan perang Sekigahara yang menghijau. Menyeberang jembatan hijau Kastil Kanazawa. Ditutup dengan menyambangi kedamaian dan hijau rimbun taman Kenrokuen.

Wisata hijau hari ini diakhiri dengan early dinner Bento set. Ditutup dengan menenggak Oca panas berwarna kehijauan. Bus melanjutkan perjalanan. Satu jam kemudian kami telah chek in di salah satu hotel di kota Toyoma. Segera beristirahat. Menghimpun tenaga untuk acara wisata besok yang lebih menarik.

Besok rombongan akan menempuh perjalanan piknik putih. Mendaki Gunung Tateyama berselimut es dan salju yang disebut Alpine route. Karena kemiripannya dengan pegunungan Alpen di Eropa.Yang melintasi negara Swiss, Austria, Italia dan Jerman.

               Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun