Lalu bagaimana nasib Hideyori, putra mahkota Hideyoshi pasca perang Sekigahara.
Ketika klan Tokugawa Ieyasu memenangkan pertempuran Sekigahara tahun 1603, Ieyasu masih memberi kesempatan Hideyori untuk tetap berkuasa. Kala itu usia Hideyori sekitar 12an tahun. Meskipun dalam perang Sekigahara, Hideyori berpihak kepada musuh Ieyasu. Barangkali Ieyasu masih memiliki komitmen terhadap amanah Almarhum Hideyoshi, mantan pimpinannya. Untuk melindungi dan membimbing Hideyori.
Namun wilayah kekuasaan Hideyori mulai dikurangi, dipreteli.
Ketika beberapa tahun kemudian, Ieyasu bertemu kembali dengan Hideyori yang menginjak dewasa. Ieyasu kaget dengan penampilannya. Hideyori telah menjelma menjadi seorang pemuda raksasa yang menggetarkan. Tingginya 197 Cm dengan berat badan 160 Kg dan berwajah tampan. Meskipun ada bekas cacar disana sini di wajah tampan itu.
Penampakan Hideyori sangat intimidatif. Ieyasu merasa terintimidasi. Ieyasu mencium tanda bahaya dan bibit permusuhan dari seorang Hideyori.
Ieyasu heran dan ragu dengan tampilan fisik Hideyori yang tinggi besar dan tampan. Ini keturunan siapa. Karena Hideyoshi, ayah Hideyori tingginya hanya 152 Cm dan wajahnya buruk.
Ieyasu mulai berpikir, apakah bijak kalau dirinya membiarkan anak Macan ini tumbuh besar. Dan suatu saat akan tumbuh menjadi Macan besar yang haus kuasa. Akan memangsanya dan menghancurkan wangsa Tokugawa yang tengah berkibar dalam tampuk kekuasaan. Ieyasu berhitung, masih bimbang.
Tetapi Ieyasu adalah seorang yang cermat, ahli Strategi. Tidak suka bertindak tergesa dan serampangan. Bibit  permusuhan itu di simpan rapat. Malah Hideyori dikawinkan dengan cucunya sendiri, putri Sen yang masih berusia tujuh tahun. Berharap ada sinergi dan penyatuan kekuasaan, dengan adanya ikatan pernikahan antar keluarga ini.
Akhirnya ketika Ieyasu memperhitungkan, bahwa dukungan dan pasukan Hideyori belum kuat. Dan Hideyori mulai memperlihatkan ambisi kekuasaan dan ketidak puasan. Ieyasu menemukan jalaran untuk menyerang Hideyori.
Ketika Ieyasu menghadiri perayaan peresmian Kuil  yang dibangun Hideyori. Terdapat kekeliruan kalimat yang tertera di plakat monumen kuil. Kalimat itu bermakna, seolah  mengharapkan  hancurnya Klan Tokugawa Ieyasu. Karena pemisahan dan pemilihan suku kata yang tidak tepat. Ieyasu menduga, kesalahan penulisan itu disengaja. Atas perintah Hideyori sebagai bentuk tantangan. Ieyasu murka, merasa terhina.
Di suatu musim dingin dan bersalju, Ieyasu mengerahkan pasukannya menyerbu Kastil Osaka, tempat tinggal Hideyori. Namun Kastil Osaka terlalu kuat dan sulit ditembus. Memiliki pertahanan berlapis. Parit lebar serta benteng batu berlapis. Dan ternyata Hideyori dibantu oleh sekelompok Ronin yang membenci kekuasaan Klan Tokugawa.
Ieyasu adalah ahli strategi perang dan orang yang sabar penuh perhitungan. Merasa masih susah menembus benteng Osaka, Ieyasu menginisiasi perjanjian damai pura pura dengan Hideyori. Tetapi selama masa damai, pasukan Ieyasu menimbun parit penghalang Kastil Osaka. Meskipun mendapat protes dari pihak Hideyori. Dengan berbagai alasan, penimbunan parit tetap dijalankan.
Akhirnya ketika Ieyasu berhitung, bahwa kali ini kemenangan pasti akan diperoleh. Pada musim panas, penyerbuan pasukan Ieyasu ke Kastil Osaka yang kedua dimulai. Akhirnya pasukan Ieyasu berhasil menembus dan menguasai benteng Osaka yang megah perkasa itu.
Menara Kastil terbakar. Hideyori terpojok dalam kepungan. Tidak rela ditangkap dan menjadi tahanan, Hideyori beserta ibunya putri Yodo melakukan Seppuku. Bunuh diri ditengah kepungan.
Hideyori bunuh diri saat berusia 23 tahun. Sejak itu kekuasaan Shogun Tokugawa Ieyasu atas Jepang, berjalan tanpa ganjalan internal yang berarti. Putri Sen isteri Hideyori yang juga cucu Ieyasu, diboyong kembali ke Istana keluarga Tokugawa di Edo.
Tidak ada lagi penghalang kuat penantang kekuasaan. Pemerintahan militer keShogunan Tokugawa turun temurun, berkuasa 264 tahun di Jepang.
Inilah kawasan peperangan besar dan menentukan itu. Tidak terlihat lagi bekas bekas perang itu. Yang tersisa adalah paduan alam dan karya manusia nan harmonis, memikat dan nyaman. Bus meluncur elegan di tengah lingkungan mempesona.
5. Kanazawa Castle dan Taman Kenrokuen
Pembersih kaca depan Bus dinyalakan, berderit. Awak terjaga dari lamunan. Hujan turun agak deras.
Ken mengumumkan. Sebentar lagi kita akan sampai di tujuan berikutnya, Kastil Kanazawa.
Dari tempat parkir Bus, kami berjalan sedikit mendaki ditengah rinai tipis gerimis senja. Berada di deretan toko toko penjual souvenir, makanan dan tentu saja Ice Cream. Di seberang pintu masuk Kastil Kanazawa.
Waktu bebas 40 menit untuk belanja atau mencoba Ice Cream Emas. Rencananya usai dari toko, rombongan akan menyeberang ke Kastil. Dilanjutkan berjalan kaki mengunjungi Taman Raya bergaya Jepang, Kenrokuen. Kemudian turun disisi lain menuju restoran. Setelah Early Dinner, kembali ke Bus. Dan melanjutkan perjalanan ke kota Toyoma untuk menginap satu malam.
Ice Cream Emas itu produk kebanggaan dan khas kota Kanazawa. Dijual dalam berbagai ukuran contong lancip. Ice cream yang menjulang keatas seperti nyala api obor. Toppingnya diberi olesan bahan yang mirip dan berwarna Emas.
Awak membeli satu, ukuran sedang. Pada jilatan dan mamahan pertama rasanya begitu lain dari Ice Cream biasa, Delicious. Haggen Daz pun  kalah sensasional. Hanya bisa diimbangi dengan rasa lembut Es Puter ideran di sekitar kota Solo.
Selain Ice Cream Emas, jualan populer lain adalah Magic Umbrella. Payung kain polos, yang akan muncul motif motif.... kebanyakan motif bunga.... kalau tertimpa air hujan.
Usai belanja di toko toko, kami menyusur jalan cantik dengan jejeran lampu lampu ber cat merah. Kembali beriringan dengan remaja remaja berkimono.
Menyeberangi jembatan bernuansa hijau diatas High Way. Sampailah kami di gerbang Kastil.
Menara Kastil khas Jepang sudah nampak menjulang. Memasuki gerbang besar dari Kayu, kami telah berada di lapangan luas. Di depan sana Kastil Kanazawa terlentang memanjang. Rapi, Bersih dan Terang.
Di bawah langit redup senja, kami mengitari Kastil kebanggaan kota Kanazawa ini.
      Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H