Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyusuri Balkan, Catatan Perjalanan 24

5 Oktober 2018   15:59 Diperbarui: 23 April 2019   21:37 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#Pemimpin baik memimpin para pengikut, Pemimpin Hebat memimpin para pemimpin#

Jalan Knez Mihailova masih belum begitu ramai pagi itu. Sepi ini semakin menonjolkan betapa lebar dan panjangnya Promenade cantik ini. Kiri kanan jalan dinaungi dengan gedung gedung tinggi berbagai gaya, seolah pameran dan kompetisi Arsitektur Romawi, Hapsburg dan juga Turkey. Di Promenade ini style Turkeylah juaranya.

Lampu lampu, pot pot bunga bermekaran, memperindah jalanan lebar nan bersih. Matahari mulai meninggi, jalanan mulai menunjukan kehidupannya. Kafe kafe dibuka, pelukis jalanan mulai beraksi dan memajang hasil karyanya. Pengamen satu satu berdatangan, mengambil tempat dan menyiapkan peralatannya.

Tiada lagi bekas bekas porak poranda dan kehancuran dari puluhan perang. Mata semata dimanjakan keindahan, kemegahan. Promenade Knez seolah panggung luas bagi gadis gadis nan cantik, pria pria hand some Serbia berlalu lalang. .......Ah hanya pengamatan pendatang yang baru sehari singgah, tidak tahu kedalamannya. Penampilan terkadang sering menipu.

Menyusuri jalan yang seolah tak berujung, tiba tiba mata tertumbuk bangunan langka dan aneh di tengah Boulevard. Dome putih melingkar di tengah jalan itu sangat Turkeys. Fungsinya sama dengan bangunan sejenis, dome berwarna merah di Benteng Dubrovnik Kroasia. Keduanya adalah penampung air. Dan sama juga di Dubrovnik, air di dome ini juga dapat diminum langsung, segar dan sehat, tanpa dimasak terlebih dahulu.

Ada beberapa orang mulai memanfaatkannya, mencuci tangan dan minum. Seorang gadis berambut perak, mengisi botol minumannya.

Dome itu bangunan peninggalan Ustmaniyah, sekitar tahun 1500 an.

Belum tuntas menikmati promenade sampai di ujung, arloji menunjukan tinggal tiga menit waktu tersisa. Terpaksa badan putar balik, melangkah kembali ke halte meeting point  bus.

Hanya sebentar mengamati kendaraan dan Tram melintas jalanan, Bus datang menjemput. Segera meninggalkan pojokan Knez Mihailova, Bus menuju gereja St Sava, gereja Katolik Orthodok di kota ini. Gereja Orthodok terbesar di dunia.

Sebelum sampai di halaman St Sava, Bus berkeliling, City Tur melewati sudut sudut cantik kota tua Beograde.

Sava, selain menjadi nama sungai besar di Beograde, juga menjadi nama Gereja Katolik Orthodok, agama mayoritas warga Serbia. Melihat kubah kubahnya yang bertumpuk, mirip dengan kubah kubah Blue Mosque dan Aya Sofia di Istanbul. Hanya di St Sava tidak ada minaret minaret.

Gereja yang sangat besar itu masih dalam renovasi. Rombongan masuk ke ruang bawah tanahnya.

Menuruni undakan ke bawah tanah, muncul di ujungnya, kita seolah berada di Tubir Danau keindahan keemasan.  Ruang bawah tanah ini akan difungsikan sebagai makam para Santo.

Hall bawah tanah luas ini, adalah karya riil pencapaian keindahan. Gambaran dan kisah, terlukis di dinding dan lengkungan lengkungannya. Keindahan Hall ini seakan ingin menandingi Sistine Chapel di Vatican, master piece nya Michael Angelo, pelukis besar Italy itu.

Setelah menikmati St Sava berkubah hijau pucat, kami meninggalkannya, diliputi rasa takjub yang berulang. Kami meneruskan City Tur.

Bus berjalan pelan, melewati bangunan bertaman besar. Bangunan itu adalah Museum of Yugoslavia. Disebut juga House of Flower. Gedung dua empat persegi minimalis ini dikelilingi taman luas dan rimbun.

Di dalam bangunan itu , dimakamkan jenazah Presiden Josif Bros Tito beserta istrinya. Presiden Yugoslavia yang populer dan mendunia, sahabat Bung Karno. Juga salah satu pelopor pendiri gerakan non blok tahun 1955.

Tito adalah pemimpin yang dicintai sebagian besar rakyatnya, dibenci hanya oleh sebagian kecil rakyat. Kebalikan dari Hitler, penimpin Jerman yang dibenci dan ditakuti rakyatnya, hanya sedikit yang mencintainya.

Banyak yang menyebut Josif Tito adalah Diktator, namun lebih banyak juga yang menyebut presiden ini sebagai Diktator Budiman.

Di House of Flower juga dipajang berbagai hadiah dari rakyat Yugoslavia, dan para sahabat kepada presiden Tito. Beberapa hadiah dari Presiden Soekarno juga dia pajang disana. Antara lain seperangkat minum perak dari Kotagede Yogyakarta. Patung patung Bali, Keris, bahkan surat surat tulisan tangan Soekarno kepada Tito juga di pajang disana.

Tito memang pemimpin yang memimpin para pengikut dan sekaligus memimpin para pemimpin. Sayang tidak khusus menyiapkan penggantinya, menyebabkan Yugoslavia terpecah menjadi beberapa negara.

Bus juga melewati kantor Kedutaan Besar Indonesia di Beograde. Simbol Garuda Pancasila keemasan tertempel di tembok luar, menghadap jalan.

Selanjutnya bus menuju bagian baru kota Beograde yang modern.

Lewat tengah hari, kami meninggalkan kota Cantik bersejarah, yang telah menjadi saksi puluhan perang dan puluhan perdamaian, menuju hotel terapung kami, Passion.

Rakyat Serbia, adalah bangsa yang menanggung derita dan menikamati bahagia, dari serangkaian siklus Perang dan Damai.

                  to be continued

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun