Lembah Kurusetra Balkan, saksi pertempuran berdarah yang berkepanjangan
Kami meninggalkan kota tua Pecs. Kota kecil nan cantik. Kembali ke dermaga tempat Passion bersandar.
Kembali menempuh jalan yang sama. Menyusuri lembah, ladang perkebunan luas wilayah Mohacs.
Memandangi ladang luas bunga Matahari, Jagung subur siap dipanen, jadi ingat kembali penjelasan guide saat berangkat tadi. Tentang perang Mohacs yang dahsyat, memakan ribuan korban.
Apakah tanah subur di lembah ini, antara lain dipupuk oleh darah dan jasad para korban perang?
Di wilayah ini, pernah terjadi dua perang besar yang menentukan perkembangan budaya dan wilayah Hungaria dan sebagian kawasan Eropa. Battle of Mohacs, terjadi di Abad 16 dan Abad 17. Mohacs menjadi padang perang Kurusetra, yang sangat menentukan terhadap peradaban Eropa saat ini.
Perang pertama, terjadi tahun 1526, antara pemerintahan Ustmaniyah dengan Kerajaan Hongaria dan sekutu sekutunya.
Ustmaniyah yang berpusat di Istanbul Turkey, dipimpin Sultan Suleiman 1 berhasil mengalahkan Kerajaan Hungaria dan sekutunya. Ribuan korban jatuh, termasuk Raja Lajos 2, pemimpin Hungaria.
Kekalahan ini karena ketidak disiplinan sekutu Hungaria. Pasukan Bohemian terlambat sampai di Medan Mohacs yang telah dikuasai tentara Ustmaniyah.
Kemenangan ini, menjadi pembuka perluasan penguasaan Ustmaniyah di Eropa, yang berpengaruh besar terhadap perubahan budaya dan sejarahnya.
Perang kedua terjadi tahun 1687, 100 tahun lebih kemudian setelah perang pertama. Dalam Perang kedua ini, pasukan Utsmaniyah yang dipimpin Wasir Agung Pasha dipukul mundur. Dikalahkan pasukan kekaisaran Romawi yang dipimpin Karl Lorraine.
Sejak itu, kembali terjadi perubahan budaya dan penguasaan wilayah. Dari Utsmaniyah ke Kerajaan kerajaan Eropa.
Selanjutnya terjadi perundingan dan kesepakatan pembagian penguasaan wilayah, antara negara negara Eropa dan pemerintahan Ustmaniyah.
Selain tempat terjadinya dua perang besar itu, ada satu hal unik yang ada di Mohacs. Setiap tahun di bulan Februari, kota ini menyelenggarakan Karnaval Buso atau Karnaval Hantu.
Karnaval yang telah diselenggarakan rutin tahunan. Telah berlangsung lebih dari 400 tahun lalu. Diikuti  peserta dari kota Mohacs dan sekitarnya, bahkan peserta dari luar negeri ikut berpartisipasi.
Karnaval Buso atau Buso jaras adalah karnaval dengan kostum menakutkan. Semakin menakutkan kostum, dianggap semakin berhasil.
Wajah wajah di toreh menyeramkan dengan tanah dan darah binatang. Berpakaian kulit kulit hewan, membawa kelenengan dan genderang bersuara menakutkan. Namun sekarang ini kulit dan darah asli binatang dilarang. Sebagai pengganti, wajah dilukis dengan cat, atau memakai topeng. Kostum Pakaian dengan kulit kulit imitasi.
Karnaval ini, pada awalnya diselenggarakan oleh penduduk asli Mohacs yang tersingkir saat penguasaan Ustmaniyah. Saat itu karnaval Buso adalah karnaval hantu para korban perang, untuk menakuti penguasa Mohacs.
Setelah melewati Mohacs, rombongan 5 Bus kembali sampai dan makan siang di kapal. Sore itu ada folk performance di Panorama Lounge. Duet permainan Violin dan Organ dengan penampilan menarik.
Malam ini Passion akan meninggalkan negara Hungaria, menuju Serbia.
           Continued
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H