Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyusuri Balkan, Catatan Perjalanan 6

11 September 2018   06:41 Diperbarui: 30 Juni 2020   20:53 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua ratus meter berjalan dari pangkalan cable Car, kami bertemu jalan sempit berundak yang syantik dan antik, salah satu pintu gerbang masuk ke area promenade kota tua. Menuruni undakan yang cukup curam dan tinggi, terasa memasuki dunia lain....dunia antah berantah yang mempesona.

Kerumunan bersimpangan naik dan turun di lorong sempit itu. Makhluk makhluk muda cantik dan ganteng, orang tua dari segala bangsa berseliweran. Penduduk lokal dan pendatang, sedang berpelancongan atau acara lain.

Sepertinya, kamipun tambah bersemangat dan merasa muda kembali. Ketika kami muncul dari ujung lorong itu, mata kami silau.

Telah berada di promenade lebar Area Stradun, jantung kota tua. Promenade berlantai batu kapur yang telah ter gerinda jutaan kaki manusia yang berjalan menapakinya. Batu kapur itu mengkilat putih , seolah memancarkan sinar. Lantai Batu kapur itu bak marmer yang kemilau. Baru paham, kenapa Dubrovnik juga disebut kota yang terang. Selain kaya sinar matahari, juga lantai jalanan kota tuanya bertalam batu kapur yang terang, bangunan bangunan berwarna tunggal cerah.

Promenade, lebar dan panjang bersambung sambung , siang itu penuh, ramai. Daerah itu terkenal dengan nama Rector Palace dan juga Stradun. Area hanya untuk pejalan kaki itu, didereti bangunan bangunan cantik, bergaya kombinasi Barok dan juga Renaisan. Restoran elit, kafe kafe kecil, toko, perkantoran, kafe tenda  dan juga gereja berKubah kubah , berderet serasi, cantik memikat mata.

Disana sini, pengamen memainkan keahliannya untuk menangguk rejeki. Pemain gitar klasik bermain serius. Di lain sudut gitaris elektrik rancak bergaya. Aksi  aksi makhluk makhluk menyerupai Alien, bertebaran di sepanjang promenade itu. Suasana semakin siang semakin meriah dan semarak.

Setelah sejenak menjelajah, kami makan siang di salah satu resto di area itu. Resto berjejeran dengan pasar kaget yang berjualan aneka rupa. Chiken, calamari ala Kroasia menjadi menu utama kami.

Usai makan siang, rombongan di bagi dua untuk acara sore itu. Grup penjelajah dan grup shopping. Lima orang mengikuti grup penjelajah , termasuk Saya. Mengikuti Mat, suami Melati memandu mendaki benteng Dubrovnik.

Dua puluh satu yang lain, mengikuti Melati atau meneruskan berjalan jalan cuci mata,di sekitar promenade  itu, atau shopping.

Benteng Dubrovnik, konon didirikan lebih dari lima ratus tahun lalu. Benteng itu seolah menjadi pengejawantahan istilah kalau ingin damai siaplah untuk berperang. Benteng pertahanan untuk menjaga kota dari serangan etnis dan bangsa lain di masa lalu. Dari ketinggian Benteng yang melingkar ini, akan mudah menghalau setiap serangan yang datang.

Dengan mengelilingi benteng tinggi sepanjang 6 kilo meteran itu, akan diperoleh pemandangan dan view view yang memukau, sebagaimana contoh foto foto dibawah ini. Kawasan Stradun jantung kota tua semakin mempesona dipandang dari ketinggian tembok benteng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun