Mohon tunggu...
mulyda
mulyda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa universitas Malikussaleh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rekam Jejak Sejarah Kemalikussalehan dan Implementasi Lima Pilar Kemalikussalehan Dalam Studi Kasus

7 Desember 2024   00:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   00:04 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen bersejarah samudra Pasai 

Sebagai generasi muda milenial ini kita harus mengetahui penyebaran agama islam tidak hanya di Aceh namun di seluruh nusantara. Maka dari itu universitas Malikussaleh mengajak para mahasiswa untuk berkunjung ke beberapa tempat peninggalan sejarah Malikussaleh salah satu nya adalah museum Malikussaleh dan makam Sultan Malikussaleh untuk mengetahui lebih detail tentang penyebaran agama islam di Aceh. 

* Rekam jejak sejarah kemalikussalehan

Kerajaan Malikussaleh atau yang sering di sebut dengan Kerajaan samudra Pasai yang di dirikan oleh meurah silu pada abad 1267 Masehi.  Yaitu kerjaan pertama yang ada di Indonesia yang terletak di aceh. Terdapat banyak bukti-bukti adanya kerajaan Malikussaleh, salah satunya makam milik raja Malikussaleh yang terletak di desa beringin, kecamatan samudra, kabupaten Aceh Utara, lhokseumawe. Yaitu makam milik raja Meurah silu yang telah berganti setelah raja tersebut masuk islam menjadi  Sultan  malik al--saleh, raja Pasai pertama.

Makam Sultan malik al-saleh
Makam Sultan malik al-saleh

Kini peninggalan-peningalan pada masa raja Sultan Malikussaleh dapat di lihat di museum Malikussaleh yang terletak di gampong beuringen, kecamatan samudra, Aceh Utara. Dengan memiliki sejumlah 340 koleksi yang terdiri dari kelompok etnografika,  filologika, numismatika, dan historika.  Yang di bangun bertahap mulai dari tahun 2011-2016.

Tokoh sebelum Kesultanan sumatra
Tokoh sebelum Kesultanan sumatra

* Studi kasus implementasi pilar kemalikussalehan

Kegiatan Field Trip, Mahasiswa melakukan studi lapangan di pemakaman dan museum Malikussaleh, yang membantu mereka memahami sejarah dan nilai-nilai keislaman. Dengan Metode Pembelajaran Menggunakan metode instruksi langsung untuk menyampaikan teoritis  dialog untuk interaksi dua arah, memfasilitasi diskusi tentang pentingnya literasi kemalikussalehan. Dan hasilnya mahasiswa menunjukkan peningkatan dalam berperilaku saling menghormati perbedaan, memperluas relasi, dan memahami aspek religius, sesuai dengan nilai-nilai Pilar Kemalikussalehan.

* Analisis implementasi lima pilar kemalikussalehan

1.Religius: Menekankan pentingnya nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari, mendorong mahasiswa untuk berakhlak mulia dan berperilaku baik sesuai ajaran Al-Qur'an dan Hadis. Ini diimplementasikan melalui kegiatan keagamaan dan pendidikan karakter.

2.Akademis: Mengembangkan potensi intelektual mahasiswa dengan menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan kreativitas. Mahasiswa didorong untuk menjadi insan unggul yang mampu berkontribusi dalam bidang akademik dan penelitian.

3.Transformatif: Mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat, dengan fokus pada pengabdian kepada umat dan bangsa. Kegiatan ini termasuk pengabdian masyarakat dan proyek sosial yang mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan.

4.Berwawasan Global: Mengajak mahasiswa untuk memahami isu-isu lokal dan internasional, serta berpartisipasi aktif dalam diskusi global. Ini dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan pertukaran pelajar.

5.Cinta Damai: Membangun sikap toleransi dan saling menghormati di antara mahasiswa dari berbagai latar belakang. Dialog antarbudaya dan kegiatan yang mempromosikan perdamaian menjadi fokus utama dalam implementasi pilar ini.

* kesimpulan

Kesimpulan dari sejarah Malikussaleh menunjukkan bahwa Sultan Malik Al Saleh, yang dikenal sebagai pendiri Kerajaan Samudera Pasai, merupakan sosok penting dalam perkembangan Islam di Nusantara. Beliau memerintah dari tahun 1267 hingga 1297 M dan berhasil menyatukan beberapa kerajaan kecil menjadi satu kesatuan yang kuat. Di bawah kepemimpinannya, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam, menjalin hubungan dagang dengan negara-negara seperti Cina dan India.

Museum kemalikussalehan
Museum kemalikussalehan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun