Sebagai generasi muda milenial ini kita harus mengetahui penyebaran agama islam tidak hanya di Aceh namun di seluruh nusantara. Maka dari itu universitas Malikussaleh mengajak para mahasiswa untuk berkunjung ke beberapa tempat peninggalan sejarah Malikussaleh salah satu nya adalah museum Malikussaleh dan makam Sultan Malikussaleh untuk mengetahui lebih detail tentang penyebaran agama islam di Aceh.Â
* Rekam jejak sejarah kemalikussalehan
Kerajaan Malikussaleh atau yang sering di sebut dengan Kerajaan samudra Pasai yang di dirikan oleh meurah silu pada abad 1267 Masehi.  Yaitu kerjaan pertama yang ada di Indonesia yang terletak di aceh. Terdapat banyak bukti-bukti adanya kerajaan Malikussaleh, salah satunya makam milik raja Malikussaleh yang terletak di desa beringin, kecamatan samudra, kabupaten Aceh Utara, lhokseumawe. Yaitu makam milik raja Meurah silu yang telah berganti setelah raja tersebut masuk islam menjadi  Sultan  malik al--saleh, raja Pasai pertama.
Kini peninggalan-peningalan pada masa raja Sultan Malikussaleh dapat di lihat di museum Malikussaleh yang terletak di gampong beuringen, kecamatan samudra, Aceh Utara. Dengan memiliki sejumlah 340 koleksi yang terdiri dari kelompok etnografika, Â filologika, numismatika, dan historika. Â Yang di bangun bertahap mulai dari tahun 2011-2016.
* Studi kasus implementasi pilar kemalikussalehan
Kegiatan Field Trip, Mahasiswa melakukan studi lapangan di pemakaman dan museum Malikussaleh, yang membantu mereka memahami sejarah dan nilai-nilai keislaman. Dengan Metode Pembelajaran Menggunakan metode instruksi langsung untuk menyampaikan teoritis  dialog untuk interaksi dua arah, memfasilitasi diskusi tentang pentingnya literasi kemalikussalehan. Dan hasilnya mahasiswa menunjukkan peningkatan dalam berperilaku saling menghormati perbedaan, memperluas relasi, dan memahami aspek religius, sesuai dengan nilai-nilai Pilar Kemalikussalehan.
* Analisis implementasi lima pilar kemalikussalehan
1.Religius: Menekankan pentingnya nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari, mendorong mahasiswa untuk berakhlak mulia dan berperilaku baik sesuai ajaran Al-Qur'an dan Hadis. Ini diimplementasikan melalui kegiatan keagamaan dan pendidikan karakter.
2.Akademis: Mengembangkan potensi intelektual mahasiswa dengan menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan kreativitas. Mahasiswa didorong untuk menjadi insan unggul yang mampu berkontribusi dalam bidang akademik dan penelitian.
3.Transformatif: Mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat, dengan fokus pada pengabdian kepada umat dan bangsa. Kegiatan ini termasuk pengabdian masyarakat dan proyek sosial yang mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan.
4.Berwawasan Global: Mengajak mahasiswa untuk memahami isu-isu lokal dan internasional, serta berpartisipasi aktif dalam diskusi global. Ini dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan pertukaran pelajar.
5.Cinta Damai: Membangun sikap toleransi dan saling menghormati di antara mahasiswa dari berbagai latar belakang. Dialog antarbudaya dan kegiatan yang mempromosikan perdamaian menjadi fokus utama dalam implementasi pilar ini.
* kesimpulan
Kesimpulan dari sejarah Malikussaleh menunjukkan bahwa Sultan Malik Al Saleh, yang dikenal sebagai pendiri Kerajaan Samudera Pasai, merupakan sosok penting dalam perkembangan Islam di Nusantara. Beliau memerintah dari tahun 1267 hingga 1297 M dan berhasil menyatukan beberapa kerajaan kecil menjadi satu kesatuan yang kuat. Di bawah kepemimpinannya, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam, menjalin hubungan dagang dengan negara-negara seperti Cina dan India.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H