Mohon tunggu...
Mulyati Syahni
Mulyati Syahni Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan Konseling di SMP Negeri 21 Kota Tangerang Selatan

Hobby saya adalah memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Perubahan Budaya Organisasi Di Sekolah

25 Desember 2024   01:10 Diperbarui: 25 Desember 2024   01:10 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia pendidikan, perubahan budaya organisasi di sekolah mempunyai peranan penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perubahan budaya organisasi di sekolah adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah. Gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan budaya lingkungan sekolah, termasuk cara staf, siswa/siswi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam berinteraksi.

(Sumber: pinterest)
(Sumber: pinterest)

Memahami Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

Gaya kepemimpinan mengacu pada cara seorang Kepala Sekolah atau pemimpin lainnya  untuk dapat mengarahkan, memotivasi dan mempengaruhi bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi. Di sisi lain, budaya organisasi adalah seperangkat nilai, norma, kebiasaan dan perilaku yang diterima dan dilaksanakan oleh anggota organisasi. Budaya organisasi di sekolah meliputi cara berkomunikasi, cara memecahkan masalah, nilai-nilai yang diapresiasi, dan sikap terhadap perubahan.

Perubahan budaya organisasi di sekolah seringkali diawali dengan perubahan pola pikir dan tindakan pemimpin, yang kemudian mengalir kepada guru, staf dan siswa/siswi. Adapun terdapat metode kepemimpinan yang mempengaruhi perubahan budaya di sekolah meliputi kepemimpinan transformasional, kepemimpinan partisipatif, atau kepemimpinan otoriter.

Pertama, pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional biasanya fokus pada pengembangan visi dan motivasi jangka panjang. Manajer inspiratif yang lebih memperhatikan perkembangan individu anggota tim akan mendorong perubahan budaya yang positif. Melalui pendekatan ini, budaya kerja yang lebih terbuka, inovatif dan kolaboratif dapat tercipta. Kepala Sekolah yang menggunakan pendekatan transformasional dapat mendorong guru dan staf untuk lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran, menciptakan suasana yang mendukung tercapainya tujuan bersama.

Kedua, pada gaya kepemimpinan partisipatif, Kepala Sekolah melibatkan guru, staf, bahkan siswa/siswi dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini menimbulkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap perubahan yang terjadi di sekolah. Budaya kolaboratif yang terbentuk memudahkan adaptasi terhadap perubahan. Sekolah dengan budaya partisipatif cenderung lebih tanggap terhadap kebutuhan semua pihak dan mampu mengatasi tantangan dengan lebih efektif.

Ketiga, gaya kepemimpinan otokratis lebih menitikberatkan pada pengendalian dan kepemimpinan dari pemimpin tanpa banyak keterlibatan bawahannya. Meskipun pendekatan ini dapat membawa perubahan cepat dalam implementasi kebijakan, perubahan dalam budaya organisasi sering kali tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Budaya yang terbentuk di sekolah dengan gaya kepemimpinan otokratis cenderung kaku, kurang komunikatif, dan kurang mendukung inovasi.

(Sumber: Pinterest)
(Sumber: Pinterest)

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Perubahan Budaya Organisasi di Sekolah

Setiap gaya kepemimpinan mempunyai dampak yang berbeda-beda terhadap budaya organisasi suatu sekolah. Intinya, gaya kepemimpinan yang lebih inklusif dan kolaboratif, seperti kepemimpinan transformasional dan partisipatif, lebih berhasil mempengaruhi perubahan budaya yang positif. Guru, staf, dan siswa/siswi merasa lebih dihargai, dilibatkan, dan diberdayakan dalam setiap langkah perubahan, yang kemudian dapat meningkatkan kinerja mereka.

Sebaliknya, gaya kepemimpinan otokratis cenderung menciptakan budaya tertutup dan menghambat inisiatif. Meskipun dapat menciptakan struktur yang jelas dan terorganisir, pendekatan ini sering kali menurunkan motivasi dan kreativitas anggota organisasi, karena mereka merasa kurang berperan dalam pengambilan keputusan.

Selain itu, Kepala Sekolah yang mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan yang berbeda dengan situasi dan keadaan yang ada dapat mempercepat proses perubahan budaya organisasi. Pemimpin yang fleksibel ini mampu menciptakan suasana yang mendukung berkembangnya inovasi dan kreativitas di kalangan staf dan mahasiswa.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan di sekolah mempunyai dampak yang signifikan terhadap perubahan budaya organisasi. Pengelola sekolah yang menggunakan gaya kepemimpinan transformasional atau partisipatif cenderung lebih berhasil dalam menciptakan budaya positif, inovatif, dan kolaboratif. Sebaliknya, gaya kepemimpinan otokratis lebih sulit menciptakan perubahan budaya yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin sekolah untuk memahami gaya kepemimpinan yang berbeda dan menerapkannya dengan bijak untuk mencapai perubahan budaya yang mendukung tujuan pendidikan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun