Dalam dunia pendidikan, perubahan budaya organisasi di sekolah mempunyai peranan penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perubahan budaya organisasi di sekolah adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah. Gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan budaya lingkungan sekolah, termasuk cara staf, siswa/siswi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam berinteraksi.
Memahami Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Gaya kepemimpinan mengacu pada cara seorang Kepala Sekolah atau pemimpin lainnya  untuk dapat mengarahkan, memotivasi dan mempengaruhi bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi. Di sisi lain, budaya organisasi adalah seperangkat nilai, norma, kebiasaan dan perilaku yang diterima dan dilaksanakan oleh anggota organisasi. Budaya organisasi di sekolah meliputi cara berkomunikasi, cara memecahkan masalah, nilai-nilai yang diapresiasi, dan sikap terhadap perubahan.
Perubahan budaya organisasi di sekolah seringkali diawali dengan perubahan pola pikir dan tindakan pemimpin, yang kemudian mengalir kepada guru, staf dan siswa/siswi. Adapun terdapat metode kepemimpinan yang mempengaruhi perubahan budaya di sekolah meliputi kepemimpinan transformasional, kepemimpinan partisipatif, atau kepemimpinan otoriter.
Pertama, pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional biasanya fokus pada pengembangan visi dan motivasi jangka panjang. Manajer inspiratif yang lebih memperhatikan perkembangan individu anggota tim akan mendorong perubahan budaya yang positif. Melalui pendekatan ini, budaya kerja yang lebih terbuka, inovatif dan kolaboratif dapat tercipta. Kepala Sekolah yang menggunakan pendekatan transformasional dapat mendorong guru dan staf untuk lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran, menciptakan suasana yang mendukung tercapainya tujuan bersama.
Kedua, pada gaya kepemimpinan partisipatif, Kepala Sekolah melibatkan guru, staf, bahkan siswa/siswi dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini menimbulkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap perubahan yang terjadi di sekolah. Budaya kolaboratif yang terbentuk memudahkan adaptasi terhadap perubahan. Sekolah dengan budaya partisipatif cenderung lebih tanggap terhadap kebutuhan semua pihak dan mampu mengatasi tantangan dengan lebih efektif.
Ketiga, gaya kepemimpinan otokratis lebih menitikberatkan pada pengendalian dan kepemimpinan dari pemimpin tanpa banyak keterlibatan bawahannya. Meskipun pendekatan ini dapat membawa perubahan cepat dalam implementasi kebijakan, perubahan dalam budaya organisasi sering kali tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Budaya yang terbentuk di sekolah dengan gaya kepemimpinan otokratis cenderung kaku, kurang komunikatif, dan kurang mendukung inovasi.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Perubahan Budaya Organisasi di Sekolah