Sekali terbit membuat saya termotivasi untuk menulis dan mengirimkan artikel setiap hari. Bukan hanya membahas politik saja melainkan pendidikan juga ada. Hingga pernah suatu saat, waktu itu sedang penat menulis skripsi maka saya hanya menulis artikel. Dan ajaibnya tiga hari berturut-turut artikel saya nongkrong manja di rubrik jagongan koran Harian Jogja.Â
Rasanya tentu bahagia sekali, apalagi setelah merasakan uang saku tambahan dari Universitas. Nulis jadi kegiatan legit yang menggigit. Menulis jadi pekerjaan part time yang elegan sekali ya gaes. Selain dapat uang, kita juga tampak intelek sekali di mata teman maupun dosen. Hihi
 Kegiatan nulis saya sempat terhenti saat tahu epaper Harjo tak lagi bisa diakses gratis. Jadi saya kurang bisa mengikuti topik apa yang tengah hangat di bahas di sana.Â
Maklum lah, jiwa miskin saya sebagai fresh graduate meronta-ronta kalo harus berlangganan. Kemudian, saya browsing-browsing karena tangan udah gatel pengen banget punya tulisan yang bisa dibaca banyak orang tidak hanya sekedar draf yang tersimpan memenuhi memori saja.Â
Ketemulah saya dengan epaper Media Indonesia. Dan ternyata di sana juga ada sebuah rubrik gratisan yang menjaring opini masysrakat tentang sebuah tema yang ditentukan. Alhamdulillah sekali nulis, besok paginya sudah kongkow-kongkow manja di Media Indonesia.Â
Kala itu membahas peristiwa terbakarnya pabrik kembang api yang ternyata banyak sekali kegiatan no prosedural di dalamnya. Hati saya melambung tinggi yan gaes, punya tulisan nongkrong di koran nasional sekelas Media Indonesia. Dan sejak saat itu pula, api semangat menulis kembali membara dalam dada.
Tema tulisan saya di MI lebih banyak bertemakan kejadian sosial di tanah air dan juga beberapa kali tentang pendidikan. Hampir tiap minggu artikel saya kongkow-kongkow manja di sana. Namun sejak epaper MI berbayar, saya jadi tidak pernah menulis di sana lagi ya. seperti biasa, kendalanya belum punya budget lebih untuk berlangganan. Padahal saya suka sekali sebenarnya. Huhu
Selain Harjo dan MI yang pernah menjadi tempat singgah hati saya. Beberapa kali saya berhasil tembus di koran kawasan Jawa Tengah dengan panjang artikel yang lebih panjang tentunya. dan foto saya nampang. Hehe
Dari sekian banyak artikel yang terbit, tema politik adalah yang yang paling banyak teman-teman. Rupanya jiwa kekritisan saya justru sangat peka di dunia politik bukan dunia pendidikan meskipun saya seorang Guru. Kalo sekarang masih nulis juag teman-teman, pengennya fokus ke dunia pendidikan karena saya pikir politik sudah kurang relefan dengan status saya sebagai seorang guru. Nah jadi teman-teman, jangan berputus asa dulu kalo tulisan kalian belum termuat di koran ya. Tetap semangat mencoba dan jangan lupa untuk selalu haus berliterasi atau membaca.Â
Sekian sharing pengalaman tentang menulis artikel populer di koran. Semoga bermanfaat dan menginspirasi bagi pembacanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H