Mohon tunggu...
mulyatiaraputri28
mulyatiaraputri28 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Muda dalam Mengamalkan NIlai-Nilai Pancasila

6 Januari 2025   14:50 Diperbarui: 30 Desember 2024   14:41 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nilai-nilai dasar dalam Pancasila meliputi sila-sila dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan Dan Keadilan. Nilai-nilai tersebut adalah esensi dari Pancasila yang bersifat universal, bisa berlaku dimana saja dan kapan saja. Nilai-nilai tersebut mengandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang kokoh, baik dan benar untuk diperjuangkan dalam kehidupan manusia di dunia ini.

  • Makna dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah kemerdekaan beragama bagi bangsa Indonesia. Sila ini membuat setiap warga negara memiliki kebebasan dalam menganut dan menjalankan ibadah sesuai Agama dan kepercayaan masing-masing. Di Indonesia terdapat 6 Agama yang di anut, diantaranya adalah Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, Budha, dan Konghucu. Walaupun di negara Indonesia sendiri memiliki berbagai perbedaan, tetapi masih terjalin toleransi.
  • Nilai Kemanusiaan. Korelasi Pancasila pada sila kedua Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab pada dasarnya karena rakyat Indonesia memiliki sejarah kelam dalam hidupnya, yang berkaitan dengan kejahatan kemanusiaan selama bertahun-tahun yaitu saat Indonesia masih dalam masa penjajahan. Oleh karena itu isi dari sila kedua ini adalah salah satu dasar negara, yang harus ditaati oleh seluruh bangsa Indonesia. Adanya kesamaan derajat diantara setiap warga negara Indonesia, membuat warga negara Indonesia lebih bijak dan adil tidak membeda-bedakan karena semua bangsa Indonesia sederajat. Tidak boleh bertindak semena-mena pada orang lain.
  • Nilai Persatuan. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam suku, ras, agama, adat, budaya dan lain sebagainya. Dengan semua perbedaan itu diharapkan bangsa Indonesia akan selalu bersatu. Bangsa Indonesia terdiri dari ratusan jiwa penduduk yang tentu sangat sulit untuk disatukan. Seringkali terdapat sifat ego pada masing-masing pribadi yang menimbulkan perpecahan didalamnya. Sila ini mengajarkan kita untuk menghilangkan sifat egois dan mendahulukan persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia.
  • Nilai Kerakyatan. Dalam sila ke empat ini menjelaskan bahwa rakyat memiliki kekuasaan tertinggi di negara Indonesia. Selalu mengutamakan musyawarah dalam mencari kemufakatan, dalam mengambil keputusan. Musyawarah dalam mufakat ini harus meliputi semangat kekeluargaan, dan akal sehat yang sesuai dengan hati nurani.
  • Nilai Keadilan. Korelasi sila Keadilan Sosial adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Tidak ada diskriminasi di negara Indonesia. Keadilan sosial juga berkaitan dengan keseimbangan antara hak dan kewajiban, di kehidupan bangsa Indonesia. Jika hak dan kewajiban sudah terwujud, maka keadilan di negara Indonesia sudah merata. Dampak yang akan terjadi bila Pancasila tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan saling bermunculan moderenisasi, globalisasi, menimbulkan dampak baik positif maupun negatif. Salah satu contoh dampak negatif yang kini terlihat adalah mulai pudarnya rasa cinta Pancasila.

  • Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari
  • Sebagai ideologi bangsa, Pancasila terdiri dari seperangkat nilai dan norma yang seyogyanya terinternalisasi dalam diri setiap rakyat Indonesia. Ya, Pancasila adalah ruh yang menggerakkan aktivitas keseharian bangsa. Karena itulah pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kita sehari-hari menjadi sebuah urgensi.
  • Dalam konteks kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila sejatinya adalah identitas bangsa Indonesia. Kehadirannya membuat bangsa ini utuh. Oleh karena itu, tanpa dasar negara, bangsa Indonesia tidak memiliki identitas serta arah tujuan yang sama, sehingga ancaman perpecahan akan lebih mudah terjadi. Jadi, pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat berupa sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat Indonesia memahami dan memiliki wawasan mengenai pengamalan nilai-nilai Pancasila serta Kewarnegaraan Bangsa Indonesia.

  • Tantangan yang Dihadapi Generasi Muda dalam  Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila
  • Terdapat 5 tantangan yang harus dihadapi pendidik menurut Anggota BPIP Romo, 2019 yaitu :
  • Pemahaman Pancasila
  • eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi sehingga mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, dan menguatnya gejala polarisasi dan frgamentasi sosial yang berbasis SARA
  • Kesenjangan social
  • pelembagaan Pancasila di mana lemahnya institusionalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kelembagaan politik, ekonomi dan budaya serta masih lemahnya wawasan ideologi Pancasila di kalangan penyelenggara Negara
  • Keteladanan Pancasila. Keseluruhan ini merupakan pokok yang harus dimiliki warganegara maupun penyelenggara Negara dalam menghadapi revolusi 4.0.

 

 

 

KESIMPULAN

Generasi muda memegang peranan strategis dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila. Sebagai dasar negara sekaligus pandangan hidup bangsa, Pancasila memberikan landasan yang kokoh untuk membangun masyarakat Indonesia yang harmonis, adil, dan sejahtera. Dalam konteks ini, generasi muda berperan sebagai ujung tombak untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, di tengah berbagai tantangan modern yang semakin kompleks.

Pertama, generasi muda harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai Pancasila, baik dari segi filosofis, historis, maupun praktis. Nilai-nilai dasar Pancasila, seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, perlu diinternalisasi dalam diri generasi muda sejak dini. Pemahaman ini tidak hanya sekadar hafalan atau teori, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.

Kedua, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari merupakan kunci utama untuk membangun karakter bangsa yang kuat. Pengamalan ini dapat dilakukan melalui tindakan sederhana namun bermakna, seperti saling menghormati perbedaan, bekerja sama untuk kepentingan bersama, berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, hingga menjadi teladan dalam menjaga keharmonisan di tengah keberagaman. Dalam era globalisasi dan digitalisasi, pengamalan nilai-nilai Pancasila juga harus disesuaikan dengan konteks zaman, misalnya dengan memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan positif yang mencerminkan semangat Pancasila.

Ketiga, tantangan yang dihadapi generasi muda dalam mengamalkan Pancasila tidak dapat diabaikan. Tantangan tersebut meliputi derasnya arus globalisasi yang membawa nilai-nilai asing, kesenjangan sosial yang masih dirasakan oleh sebagian masyarakat, dan lemahnya pemahaman mendalam mengenai Pancasila. Selain itu, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, serta politisasi identitas berbasis SARA menjadi ancaman serius bagi pengamalan nilai-nilai Pancasila. Generasi muda dituntut untuk bijak dalam menyaring informasi dan mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Keempat, penguatan pendidikan Pancasila menjadi langkah strategis yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan tersebut. Pendidikan Pancasila tidak hanya sebatas mata pelajaran di sekolah, tetapi harus menjadi bagian dari budaya bangsa yang ditanamkan melalui keluarga, komunitas, dan institusi sosial. Selain itu, generasi muda perlu diberikan akses kepada program-program yang mendukung pemahaman dan pengamalan Pancasila, seperti pelatihan kepemimpinan, seminar kebangsaan, dan kegiatan yang mengedepankan gotong royong serta kerja sama.

Kelima, peran teknologi juga harus dimanfaatkan secara maksimal untuk memperkuat pengamalan nilai-nilai Pancasila. Generasi muda sebagai pengguna utama teknologi digital memiliki peluang besar untuk menjadi agen perubahan melalui inovasi yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, generasi muda dapat menciptakan gerakan sosial yang mendukung persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun