Mohon tunggu...
Hilman Mulya Nugraha
Hilman Mulya Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Coba menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Money

Kalau Saja Saya Mengenal Perbankan Syariah Lebih Awal, Mungkin dari Dulu Saya Punya Rekening

8 Mei 2016   20:41 Diperbarui: 9 Mei 2016   10:05 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau saja dulu saya mengenal rekening sangat penting, barangkali saya sudah menabung sejak lama. Maklum, waktu sekolah dan kuliah, saya tidak terlalu peduli punya rekening atau tidak. Saat itu, aktivitas keuangan saya lebih banyak tunai. Kalaupun memang harus menggunkan rekening, paling banter menggunakan rekening mahasiswa yang biasanya hanya berguna saat bayaran semester.

Ada alasan tersendiri mengapa saya tidak terlalu suka rekening saat itu. Pertama, karena sistem pemotongan perbulan yang dilakukan bank. Kedua, saya belum terlalu butuh.

Buat apa kita menabung di bank kalau tiap bulan harus ada potongan?

Tapi, pada akhirnya saya harus ikut pada sistem. Ketika saya lulus dan punya kerjaan, saya perlu rekening bank untuk “menampung” gaji saya. Kurang pengetahuan tentang simpanan di bank  membuat saya sempat salah memilih  rekening di bank. 

Alhasil, simpanan atau gaji saya pun kadang sering saya ambil langsung semunya. Jujurnya saya tidak mau ada potongan perbulan. Kecil memang tapi kalau tiap bulan potongannya itu lama-lama dihitung jadi besar.

Tapi memang begitulah sebuah sistem. Mau menolaknya tapi dia sudah jadi bagian yang tidak bisa terpisahkan. Ibarat antipati pada jualan online tetapi pada akhirnya semua penjual kini harus online untuk meningkatkan pendapatan.

Beruntung setahun yang lalu, saya menemukan sebuah rekening yang tepat untuk menyimpan  uang saya tiap bulan. Dimulai ketika saya punya pekerjaan baru, bos saya meminta rekening untuk menrima gaji yang akan dikirim tiap bulannya.

Waktu itu saya sudah punya rekening di bank konvesional. Tapi untuk menampung gaji, hemat saya kurang relevan menggunakan rekening tersebut.

Terpikir untuk menggunkan simpanan bank syariah. Saya sempat dengar juga dari teman kalau menyimpan di bank syariah tidak akan ada potongan.

Mulailah saya mencari tahu tentang perbankan syariah di internet. Saya membuat daftar prioritas mana yang akan nantinya saya pilih. Dan jujur, semua produk tabungan syariah dari bank-bank itu menawarkan berbagai kelebihan daripada simpanan bank konvensional.

Pilihan saya terhadap bank syariah dilandasi karena perbankan syariah menerapkan sistem perbankan dengan prinsip bagi hasil, jual-beli, dan sewa serta investasi sesuai hukum Islam.  Begitu kira-kira simpulan saya saat itu sesudah menelusuri tentang sistem bank syariah.

Dari penelusuran di internet juga, saya baru tahu kalau bank syariah di Indonesia yang benar-benar syariah menggunakan logo IB (Islamic Banking), yakni sistem perbankan syariah atau sistem perbankan Islam.

Setelah memantapkan hati menggunakan bank syariah untuk gaji saya tiap bulan, saya kemudian memutuskan salah satu bank syariah yang menurut saya memiliki produk dan sistem yang bagus.

Bukan berarti bank syariah lain tidak bagus, tetapi saya  menghitung banyak faktor. Contohnya, tersedianya ATM yang tersebar, biaya administrasi, serta kemudahan ketika saya membayar sesuatu menggunakan kartu ATM.

Kebetulan ada satu bank syariah yang bakal saya gunakan dan kantor cabangnya cukup dekat dengan kantor tempat saya kerja. 

Saya masih ingat setahun yang lalu itu, ketika saya membuka rekening di bank syariah ini. Saya ditawari produk tabungan iB Hasanah akad Mudharabah dan akad Wadiah.

Suasana waktu saya menunggu giliran dipanggil untuk membuka rekening di bank syariah. Gambar : Koleksi Pribadi

Saya memilih akad Wadiah karena akad ini menerapkan pengelolaan rekening gratis tiap bulan. Sementara akad Mudharabah menerapkan pemotongan biaya pengelolaan rekening sebesar Rp 5 ribu perbulan. Nilai yang tidak terlalu besar. Pemotongan tiap bulan pada akad Mudharabah karena akad ini menerapkan prinsip bagi hasil  yang besarannya sesuai dengan yang di janjikan diawal.

Karena saya tidak terlalu suka sistem pemotongan, saya lebih memilih akad Wadiah. Sejak itu saya punya rekening di bank syariah.  Gaji saya tiap bulan, sudah dipastikan masuk ke rekening ini. Saya pun bisa lebih tentram menabung tanpa takut terpotong tiap bulan dengan potongan besar seperti pada bank konvensional.

Alhamdulillah,  memiliki tabungan syariah tidak menghalangi aktivitas saya. Saya bisa tidak kesulitan menemukan mesin ATM. Kalaupun tidak ada mesin ATM khusus, saya sering juga menggunakan ATM dari bank lain dalam satu jaringan ATM Bersama.

screenshot-2-572f4301d27a617a048b4567.jpg
screenshot-2-572f4301d27a617a048b4567.jpg
ATM Milik Saya yang Saya Dapatkan Ketika Membuka Rekening Tabungan di BNI Syariah. Gambar : Koleksi Pribadi

Sempat saya berpikir kalau punya rekening bank syariah, saya tidak bisa memantau dana secara online. Ternyata, saya bisa memantau secara online. Dan produk bank syariah yang saya gunakan juga mendukung transaksi secara online.

Oh yah,  kartu ATM saya yang ada di gambar itu sempat hilang. Saya pun mendatangi bank, tempat saya membuat rekening. Prosesnya tidak lama. Pada saat itu juga saya sudah mendapatkan kartu ATM saya yang baru.

Setelah mendapatkan banyak manfaat, membuka rekening di bank syariah, saya tidak kapok. Malah jujur, saya ingin membuka rekening baru lagi di bank syariah lainnya.  Bukan apa-apa, menggunakan rekening bank syariah ini secara tidak langsung membuat saya lebih aman dalam melakukan berbagai transaksi, termasuk soal penyimpanan uang dan administrasi.

Kalau saja saya mengenal bank syariah lebih awal, mungkin dari dulu sayal punya rekening di bank. Mengapa? Karena dengan syariah, saya bisa menabung dengan tenang dan tidak perlu khawatir terkena  biaya administrasi dan potongan yang kadang saya tidak mengerti kenapa harus ada potongan segala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun