Mohon tunggu...
Hilman Mulya Nugraha
Hilman Mulya Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Coba menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Money

Perjalanan "Topi Bambu", Dari Komunitas Menjadi Bisnis Kreatif Berkelas

16 November 2015   10:36 Diperbarui: 17 November 2015   10:01 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="pembuatan topi bambu raksasa, sumber: topibambu.com "]

[/caption]

Tapi setelah itu mereka bingung akan berbuat apa. Kemudian ia punya inovasi untuk memperkenalkan topi bambu ke media-media. Ia juga membuat situs topi bambu.

Langkah promosi perkenalan topi bambu ini pun mendapat sambutan yang baik setelah diliput dari media.

Sayangnya, saat itu, Mas Ipul dan ketiga temannya masih bekerja di perusahaan dan tidak fokus pengembangan pada topi bambu.

Ipul kemudian mendapat saran dari seorang teman agar fokus pada pengembangan topi bambu. Ia juga mendapat saran agar belajar pada ahlinya tentang topi bambu. Ia kemudian belajar dan berguru ke berbagai daerah seperti Bandung, Banten, dan daerah lainnya untuk mempelajari proses kerajinan bambu.

Setelah itu ia mendapat beberapa pesanan untuk pembuatan topi bambu. Tapi, saat itu, ia dan tiga temannya tidak membuat sendiri melainkan lewat para pengrajin bambu.

Mas Ipul kemudian harus merasa membuat sebuah display untuk topi bambu. Saat itu, ia membuat galery untuk menampilkan produk topi bambu. Tapi saat itu, galeri tersebut kurang mendapat perhatian.

Beruntung, Mas Ipul dan ketiga temannya mendapatkan bantuan dana dari salah satu BUMN. Bantuan dana ini kemudian ia gunakan untuk membuat gazeebo untuk para pengarjin. Dana dari BUMN juga digunakan untuk menghias galeri agar lebih menarik.

Berkat bantuan dari BUMN, galeri Topi Bambu kemudian menjadi lebih menarik dan menjadi tempat bagi orang yang ingin tahu tentang kerajinan topi dari bambu. Topi Bambu pun kemudian mulai terkenal.

Setelah mendapatkan dana dari BUMN, jalur Mas Ipul dan teman-temannya masih tidak mudah. Bukan soal dananya, melainkan soal pembagian waktu. Saat itu, Mas Ipul dan ketiga temannya masih bekerja kantoran.

Kegiatan kerja mereka ini menghambat perkembangan Topi Bambu. Seperti contoh, saat ada orang lain ingin bertemu di galeri, Mas Ipul dan teman-temannya tidak bisa menyediakan waktu dari Senin-Jumat, tetapi hanya Sabtu dan Minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun