Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tidak Semua Wanita Itu begitu

6 September 2021   08:44 Diperbarui: 6 September 2021   09:17 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pilu betul kisahnya. Aku ya seperti dulu. Jadi pendengarnya yang baik.

"Aku resign dari RS sambil mengurus anak sambil mengurus perceraian kami, Mas. Semua lancar, aku pakai pengacara yang top."

Inti ceritanya begini. Nita sudah itu ada waktu enam bulan membesarkan anaknya dengan ASI. Full. Mereka tinggal di perumahan hanya berdua dengan bayinya, lalu dia berfikir untuk bekerja lagi di perusahaan. Dan itu terealisasi. Dia mendatangkan buleknya yang janda tua---yang anaknya sudah gede-dege---ke Ibukota untuk menjaga buah hatinya. Sedangkan sama bekas suaminya yang anak direktur RS benar-benar tus-tus-putus.

Nita keterima kerja di pabrik tekstil. Dia sebagai manajer gitu lah. Ternyata di kantor baru Nita juga hanya sebentar bahagianya. Tujuh bulan saja. Awalnya baik-baik saja, sampai ada rekannya yang mendekatinya dan sampai makan malam segala, sedangkan ternyata dia sudah punya anak dan istri sah.

Nita dijuluki pelakor dan semua berakhir.

Ada juga peristiwa pilu, ini sungguh memalukan. Nita kan kerja di pabrik tekstil yang bersebelahan dengan pabrik makanan ringan. Nah, si bos pabrik makanan ringan bila sampai parker mobil acap bareng dengan Nita juga keluar mobil.

Siapa yang tak tergoda paras dan penampilan Nita yang pakaian selalu kekecilan sehingga isinya nampak sebaliknya. Dan mata Nita itu, duh, gimana gitu. Singkat kejadian, si bos pabrik makanan ringan kepincut sama Nita. Padahal dia ya punya istri-anak.

Lalu diWAlah Nita, di teleponlah Nita oleh si bos pabrik makanan ringan itu. Namun bukan untuk hal baik, Nita diajak ke hotel, katanya si keparat itu mau memuaskan Nita yang sudah lama tak dibelai.

Sayang sejuta sayang Nita memang cantik dan pakaiannya kekecilan, tapi dia bukan wanita begitu. Dia selalu punya Tuhan. Dia malu kalau sampai berbuat yang membuat Tuhan sedih bahkan marah. Maka ditolaklah si bos pabrik makanan ringan itu sambil kisah ajakan itu diceritakan ke satpam pabrik tekstil. Maksud Nita agar dia dapat perlindungan.

Benar Nita aman, Tapi menyebarlah hal laknat itu bahwa si bos pabrik makanan ringan yang sopan dan berwibawa selama ini rupanya pernah mengajak begitu ke Nita. Biadab.

Baiklah kini, maka sekali lagi semua berakhir. Termasuk Nita putuskan tak lagi kerja. Namun dia orang yang pintar. Dia banyak sekali tabungan. Dia hemat. Dia tak repot-repot beli bedak mahal hanya untuk glowing. Memang dari sononya sudah uwayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun