Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyalakan Lilin, Jangan Mencaci Pendidikan

11 Mei 2016   10:39 Diperbarui: 11 Mei 2016   10:58 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran menjadi eksemplari moral yang gentayangan di rumah dan di masyarakat harus benar-benar dijiwai setiap diri orangtua. Menjadi figur idoala bagi anak-anak di mana dan kapan saja sebelum mengidolakan bintang film atau bintang komik. Orangtua tak ubahnya menfotokopi anak. Maka keteladanan dalam spiritual dan sosial bermasyarakat, kesalehan, kepintaran, kejujuran, tanggungjawab, ketepatan waktu, disiplin, keramahan dan sopan santun harus dimiliki setiap orangtua. Ayah Ibu harus sebisa mungkin mencipta rumah laksana surga. Adanya menyejukkan dan tiadanya dirindukan anak-anak. Orangtua harus mencipta kebahagiaan dan waktu yang berkualitas di rumah.

Ada norma yang harus disuntuik kepada anak agar menjadi manusia seutuhnya. Yaitu, nilai keimanan, kejujuran, kasih sayang, rasa tanggung jawab, percaya diri, sopan santun (attitude), kemandirian, tolong-menolong, bekerja sama, kegigihan dalam berusaha, dan menjaga kebersihan. Agama harus menjadi pondasi. Itu menurut filsuf Plato, agama harus sebagai superioritas kehidupan sosial untuk menemukan makna hidup itu sendiri. Setelah agama kuat, lalu tanamkan asupan nutrisi yang telah disebutkan.

Selain berperan penting sebagai guru bagi anak (sendiri), orangtua dalam fungsi bersosial –semua orangtua– nyatanya ikut andil dalam membentuk kepribadian anak didik (siswa) secara luas. Misal, dalam berkendara harus tertib dan beretika saat berjalan atau di lampu merah, memakai standarisasi berkendara, dan lain-lain. Maka peran sosial ini akan secara sadar dapat dicontoh anak didik. Pada akhiranya marilah menjadi orangtua yang bijak. Bijak di rumah dan bijak di ruang sosial. Anak gemilang dan keteraturan secara sosial akan tercipta jika dan hanya jika semua kita terlibat. Orangtua tidak perlu capek mengoreksi capaian guru yang menurut saya sudah bekerja dengan maksimal untuk mencerdaskan kehidupan anak-anak kita. Tetapi, mari mendidik diri sendiri sebelum mendidik anak kita, agar apa yang ditanam siap di panen pada masa mendatang. Semoga berguna.

Mulyanto

Surabaya, 2 Mei 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun