Mohon tunggu...
mulyanto
mulyanto Mohon Tunggu... Administrasi - belajar sepanjang hayat

Saya anak petani dan saya bangga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surabaya Darurat Prostitusi Anak

16 April 2016   12:09 Diperbarui: 16 April 2016   13:51 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Psikolog Estining Dwi di pedulifakta.blogspot.co.id (2014)  mengungkap, 25% perempuan yang terlibat prostitusi menderita depresi. Kemudian, perempuan yang terjerumus prostitusi bisa mengalami disosiasi -suatu mekanisme pertahanan alam bawah sadar untuk melupakan peristiwa traumatik dan menakutkan. Peristiwa ini juga terjadi bagi orang yang diperkosa, dan mengalami kekerasan seksual lainnya. Yang terjadi biasa yang bersangkutan menjadi berubah dari sifat aslinya.

Jika itu terjadi di anak-anak kita usia belia, yang seharusnya di pundaknya tersunggul amanah merubah bangsa di masa depan. Maka tiada harapan negara ini. Namun, jika kita bangkit, gotongroyong, saling nasihat menasihati dalam kebaikan dan kebenaran. Semua komponen bersatu untuk ini, orangtua dan juga guru konsisten menjadi orangtua, memanusiakan anak dengan baik dan bijak. Kemudian pemangku kuasa menggulirkan regulasi yang relevan dan bijak,  maka InsyaAllah prostitusi bisa dihapuskan. Penjualan anak khususnya. Anak adalah harapan dan investasiu terbesar kita. Harus dijaga dengan sebaik-baiknya.

Kemudian, saya sangat menyakini. Para pelaku, kalian bukan orang yag tidak punya harapan. Bangkitlah, lepaskan sandera yang membelenggumu. Raihlah cita-cita suci dengan jalan yang diridhoi Allah. Jadilah mulia, meski tidak bisa dirubah masa lalu kalian yang kelam itu, namun sadarlah, masa depan kalian masih belum ternoda. Berubahlah. Semoga berguna. (mulyanto)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun