Psikolog Estining Dwi di pedulifakta.blogspot.co.id (2014) Â mengungkap, 25% perempuan yang terlibat prostitusi menderita depresi. Kemudian, perempuan yang terjerumus prostitusi bisa mengalami disosiasi -suatu mekanisme pertahanan alam bawah sadar untuk melupakan peristiwa traumatik dan menakutkan. Peristiwa ini juga terjadi bagi orang yang diperkosa, dan mengalami kekerasan seksual lainnya. Yang terjadi biasa yang bersangkutan menjadi berubah dari sifat aslinya.
Jika itu terjadi di anak-anak kita usia belia, yang seharusnya di pundaknya tersunggul amanah merubah bangsa di masa depan. Maka tiada harapan negara ini. Namun, jika kita bangkit, gotongroyong, saling nasihat menasihati dalam kebaikan dan kebenaran. Semua komponen bersatu untuk ini, orangtua dan juga guru konsisten menjadi orangtua, memanusiakan anak dengan baik dan bijak. Kemudian pemangku kuasa menggulirkan regulasi yang relevan dan bijak, Â maka InsyaAllah prostitusi bisa dihapuskan. Penjualan anak khususnya. Anak adalah harapan dan investasiu terbesar kita. Harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
Kemudian, saya sangat menyakini. Para pelaku, kalian bukan orang yag tidak punya harapan. Bangkitlah, lepaskan sandera yang membelenggumu. Raihlah cita-cita suci dengan jalan yang diridhoi Allah. Jadilah mulia, meski tidak bisa dirubah masa lalu kalian yang kelam itu, namun sadarlah, masa depan kalian masih belum ternoda. Berubahlah. Semoga berguna. (mulyanto)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H