Mohon tunggu...
MULYANI ANGGY PUTRI
MULYANI ANGGY PUTRI Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Dasar Sekolah Menengah Pertama

CGP Angkatan 1-Kota Pekanbaru-Riau _SMPN 37 Fasilitator : Budi Hartono Guru Pendamping: Fitria Novita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koneksi Antar-menteri Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran Modul 31.1.a.8-PG

10 April 2021   17:33 Diperbarui: 10 April 2021   17:34 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam paradigma Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain. Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan).

          Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Sebagai contoh hampir dari kita semua pernah mengalami harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman (saudara) yang dalam masalah.

Paradigma Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dll.

Selanjutnya kita juga perlu menyikapi 3 prinsip pengambilan keputusan yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema, lalu hal yang manakah kecenderungan yang mendasari kita dalam mengambil keputusan itu?

Melakukan, demi kebaikan orang banyak ( Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking))

Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda (Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking))

Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Anda (Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)).

Dan terakhir adalah bahwa sebelum kita memutuskan agar keputusan yang kita ambil itu akan tepat dan efektif maka kita harus mengujinya dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai berikut:

  • Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
  • Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
  • Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
  • Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
  • Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
  • Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai ?
  • Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif yang tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
  • Apa keputusan yang akan Anda ambil?
  • Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Kemudian saat kegiatan melakukan sesi coaching terhadap muridnya, data saat coaching yang di dapat ini juga akan membantu guru dalam mengambil keputusan yang tepat. saat berperan sebagai coach yang memimpin pembelajaran ia akan mengeksplor keterampilannya dalam bertanya untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki murid dalam mengambil keputusan secara mandiri dan bertanggung jawab.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sulitnya dalam pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika disebabkan oleh faktor nilai dan budaya masyarakat yang ada di lingkungan, paradigm berpikir serta saat memilih skala prioritas karena dalam kasus dilema etika semua adalah benar. Sedangkan dalam memutuskan kasus bujukan moral tidak sulit asalkan kita dapat secara konsisten dalam berprinsip bahwa yang salah itu tetaplah salah walaupun tujuannya untuk kebaikan. Selanjutnya dalam pengambilan keputusan yang tepat, kematangan dalam keterampilan kompetensi sosial dan emosional guru dan dukungan data saat guru melakukan aktivitas coaching akan membantu dalam pengambilan keputusan yang diharapkan akan berdampak pada terciptanya merdeka belajar dan keputusan-keputusan yang berpihak kepada murid. Hal ini dikarenakan oleh terciptanya lingkungan yang positif, kondusif dan nyaman bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam proses pendidikan dan pembelajaran yang sedang berlangsung sebagai dampak dari keputusan tepat yang telah ditempuh oleh guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun