"Siswa kadang susah sekali untuk diajak berpikir lebih kritis dalam konteks mata pelajaran ini." Muncul juga temuan," Lha bagaimana mau kritis, motivasi mereka untuk belajar Bahasa Jawa masih rendah."Â
Inilah tantangan-tantangan guru Bahasa Jawa di era sekarang. Salah satunya bagaimana membuat proses pembelajaran di kelas semenyenangkan mungkin dengan memanfaatkan teknologi. Mau tidak mau, kita dituntut untuk menyesuaikan zaman.Â
Teknik pembelajaran model lama juga harus diperbaharui agar relevan dengan konteks saat ini, sehingga esensi pembalajaran tetap sampai tanpa menghilangkan nilai-nilainya. Tantangan menjadi guru Bahasa Jawa di era digital memang besar, tapi bisa kita upayakan.
Peluang?
Bahasa Jawa sebagai salah satu ikon kekayaan bangsa Indonesia semestinya memiliki nilai lebih apabila terinternalisasi dalam mata pelajaran Bahasa Jawa itu sendiri.Â
Guru dan siswa dapat melakukan kolaborasi-kolaborasi kegiatan di dalam kelas untuk mengembangkan metode pembelajaran berbasis teknologi. Kabar baiknya, di era digital seperti sekarang ternyata memberi akses lebih luas serta kemudahan kita untuk mengembangkan kreativitas.Â
Contonya, melakukan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jawa menggunakan project based learning. Siswa akan menjadi subjek dari pembelajaran tersebut yang terlibat aktif melalui projek-projek kelas.Â
Selain itu, tentu guru bisa mengembangkan alat-alat pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Salah satu contohnya, menggunakan android dalam memudahkan pembelajaran aksara Jawa; bisa melalui quis online, kamus online, dan lain sebagainya.
Pada intinya, era digital tidak menghambat guru mata pelajaran Bahasa Jawa untuk terus mengembangkan dirinya. Melalui pemanfaatan teknologi yang tepat, justru pelajaran Bahasa Jawa dapat semakin diminati.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H