Hal ini berpotensi menciptakan gelembung pemahaman atau filter bubble, di mana individu cenderung hanya terpapar pada informasi yang sesuai dengan pandangan atau keyakinan mereka sendiri, tanpa mempertimbangkan kebenaran atau keakuratan informasi tersebut. Dampak dari fenomena ini adalah terciptanya isolasi intelektual, di mana individu jarang atau bahkan tidak mungkin terpapar pada sudut pandang atau fakta yang bertentangan dengan keyakinan mereka.
Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang baik harus memiliki kesadaran dan literasi media yang baik dalam mengonsumsi berita. Sebab, kesadaran dan literasi media bekerja bersama-sama untuk menghadapi penyebaran berita hoaks. Kesadaran menjadi pendorong individu untuk bertanya-tanya tentang kebenaran informasi dan tidak mudah menerima berita palsu, sementara literasi media memberikan mereka alat yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi berita dengan tepat. Dengan gabungan kesadaran dan literasi media, masyarakat dapat lebih efektif melindungi diri dari dampak negatif berita hoaks dan bertindak sebagai konsumen berita yang cerdas dan bertanggung jawab.
        Mulyana Efendi/Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H