Weber menyoroti bahwa kapitalisme modern tidak bisa dipisahkan dari pengaruh agama, khususnya etika Protestan. Dalam perkembangan berikutnya, agama juga mulai dipengaruhi oleh kapitalisme melalui materialisasi nilai-nilai religius dalam praktik ekonomi.
"Spirit of Capitalism" menurut Max Weber adalah semangat atau sikap mental yang mendukung pengembangan kapitalisme modern. Semangat ini melibatkan pandangan bahwa kerja keras dan pencarian keuntungan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi menjadi tujuan tersendiri yang dimaknai secara spiritual.
Ciri-Ciri Utama
- Pencarian Laba Secara Rasional: Kapitalisme Weberian adalah sistem yang terus mencari keuntungan menggunakan perangkat rasional.
- Kerja Keras sebagai Panggilan Hidup: Pekerjaan tidak lagi dianggap sebagai beban, tetapi sebagai tugas moral yang harus dilakukan dengan penuh dedikasi.
- Efisiensi dan Produktivitas: Nilai efisiensi mendorong penggunaan waktu dan sumber daya secara optimal.
- Penghindaran Hedonisme: Menolak gaya hidup berlebihan dan konsumsi tidak terkendali, mendukung hidup hemat.
Contoh
- Seorang pengusaha modern yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi, bukan hanya untuk keuntungan pribadi tetapi juga untuk pengembangan bisnis secara berkelanjutan.
- Perusahaan yang berinvestasi dalam pendidikan atau pelatihan pekerja untuk meningkatkan produktivitas jangka panjang.
Etika Protestan, khususnya ajaran Calvinisme, menjadi landasan bagi "Spirit of Capitalism." Ajaran ini menekankan bahwa kesuksesan ekonomi adalah tanda rahmat Tuhan, sehingga kerja keras, hidup hemat, dan akumulasi modal menjadi bagian dari panggilan hidup (calling).
Nilai-Nilai Utama Etika Protestan yang Mendukung Kapitalisme
- Kerja Keras dan Disiplin: Bekerja keras dianggap sebagai bentuk ibadah.
- Asketisisme: Hidup sederhana dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu untuk memungkinkan investasi modal.
- Investasi Masa Depan: Mengalokasikan keuntungan untuk pengembangan usaha, bukan konsumsi pribadi.
- Tanggung Jawab Moral: Kesuksesan bisnis dianggap sebagai bukti ketaatan pada Tuhan dan moralitas pribadi.
Hubungan dengan Kapitalisme
Weber menunjukkan bahwa nilai-nilai ini secara tidak langsung membentuk perilaku ekonomi yang mendukung pertumbuhan kapitalisme. Orang Protestan cenderung lebih produktif karena mereka melihat pekerjaan sebagai cara untuk memuliakan Tuhan.
Contoh
- Para pebisnis Eropa pada masa awal kapitalisme, seperti di Inggris dan Belanda, mengembangkan usaha mereka dengan prinsip hidup hemat dan investasi jangka panjang, yang terinspirasi oleh nilai-nilai Protestan.