Mohon tunggu...
MULYANA AHMAD DANI 111211231
MULYANA AHMAD DANI 111211231 Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administarasi di Kantor Balai Monitor SFR Kelas I Jakarta

Futsal, Sepakbola dan Catur

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Gaya Kemimpinan Gaya Leadership Adolf Hitler

13 November 2024   19:53 Diperbarui: 13 November 2024   19:55 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Genosida ini dilakukan melalui berbagai cara yang terorganisir dan terencana, termasuk pengasingan, deportasi ke kamp-kamp, eksperimen medis, hingga pembantaian massal. Holocaust menjadi simbol dari diskriminasi ekstrem yang berujung pada kekejaman luar biasa dan penghapusan sistematis terhadap kelompok-kelompok yang tidak sesuai dengan standar ideologis Nazi.

Hukum Nuremberg adalah serangkaian undang-undang yang diberlakukan oleh Nazi pada tahun 1935 untuk memperkuat pemisahan ras dan diskriminasi, khususnya terhadap orang Yahudi. Aturan ini melarang pernikahan dan hubungan seksual antara orang Yahudi dan warga negara Jerman "berdarah Arya" serta mencabut hak-hak sipil orang Yahudi, seperti akses ke profesi tertentu, hak untuk memiliki bisnis, dan hak atas kewarganegaraan penuh. Hukum ini bertujuan untuk menyingkirkan orang Yahudi dari kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya Jerman serta memperkuat ideologi rasial Nazi.

Pembenaran Berdasarkan Sejarah dan Agama: Dalam bukunya Mein Kampf, Hitler menganggap bahwa pemisahan spesies dan ras adalah "hukum alam" dan menyatakan bahwa dominasi oleh satu ras lebih kuat adalah bagian dari kehendak ilahi yang abadi. Nazi menganggap diri mereka berhak untuk mempertahankan "kemurnian" bangsa dan wilayah Jerman.

Anti-Intelektualisme dan Kontrol Sosial: Nazi menolak kemajuan intelektual dan sains yang bertentangan dengan propaganda mereka. Anti-intelektualisme ini bertujuan untuk memperkuat kontrol negara atas masyarakat dan memastikan tidak ada kritik atau tantangan terhadap otoritas.

 

Propaganda anti-intelektualisme yang digunakan oleh Nazi bertujuan untuk menekan kebebasan berpikir dan menciptakan sebuah masyarakat yang sepenuhnya tunduk pada ideologi mereka. Dengan cara ini, mereka dapat mengendalikan pandangan umum dan menghindari adanya kritik terhadap rezim mereka. Berikut adalah beberapa elemen utama dari propaganda anti-intelektualisme Nazi:

  1. Penolakan terhadap Pemikiran Independen: Nazi ingin memastikan bahwa hanya ideologi mereka yang diterima dan dipahami oleh masyarakat. Pemikiran yang bebas atau kritis dianggap sebagai ancaman terhadap kekuasaan mereka. Oleh karena itu, mereka berusaha untuk meredam atau menghancurkan bentuk-bentuk intelektual yang berseberangan dengan ajaran mereka, seperti filsafat, ilmu pengetahuan, dan seni yang dianggap "berbahaya."

  2. Penghancuran Buku dan Seni: Salah satu cara yang paling mencolok dalam menyebarkan propaganda anti-intelektualisme adalah dengan menghancurkan buku-buku yang dianggap bertentangan dengan ideologi Nazi. Peristiwa yang paling terkenal adalah "Pembakaran Buku" pada tahun 1933, di mana ribuan buku yang dianggap "tidak Jerman" atau bertentangan dengan ajaran Nazi dibakar di seluruh Jerman. Buku-buku oleh penulis seperti Albert Einstein, Karl Marx, dan Sigmund Freud, serta karya sastra dari penulis Yahudi dan komunis, menjadi target.

  3. Penyaringan Sejarah: Nazi mengubah narasi sejarah untuk mencocokkan visi mereka tentang dunia. Mereka menulis ulang sejarah untuk menggambarkan bangsa Jerman sebagai pemimpin yang superior dan menyembunyikan atau memanipulasi peran negara dalam berbagai peristiwa sejarah, seperti Perang Dunia I dan peran mereka dalam kebijakan rasis. Melalui kontrol terhadap pendidikan dan media, mereka menyebarkan versi sejarah yang mendukung agenda mereka, sementara menghapus segala bentuk kritik terhadap tindakan mereka.

  4. Kontrol terhadap Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan: Di bawah rezim Nazi, sekolah dan universitas diubah untuk menyebarkan ajaran yang sesuai dengan ideologi Nazi. Mereka mendikte apa yang boleh dan tidak boleh diajarkan. Banyak ilmuwan, terutama yang beraliran kiri, Yahudi, atau yang memiliki pandangan yang berbeda, dipaksa untuk berhenti mengajar atau dipecat. Ini bertujuan untuk menumbuhkan generasi yang tunduk pada prinsip-prinsip mereka dan menghapuskan kemampuan untuk berpikir kritis.

  5. Pembatasan Kebebasan Berekspresi: Sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan masyarakat yang sepenuhnya terkontrol, Nazi menekan semua bentuk kebebasan berekspresi yang dapat mengancam kekuasaan mereka. Media, seni, dan budaya dijadikan alat propaganda, sementara setiap bentuk kritik terhadap pemerintah atau ideologi Nazi dianggap sebagai pengkhianatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun