Mohon tunggu...
MULYANA AHMAD DANI 111211231
MULYANA AHMAD DANI 111211231 Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administarasi di Kantor Balai Monitor SFR Kelas I Jakarta

Futsal, Sepakbola dan Catur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotle

9 Oktober 2024   21:37 Diperbarui: 9 Oktober 2024   21:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
                    Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotle                     Dosen: Prof Apollo

Etika dan Ekonomi: Aristoteles menggunakan pendekatan biologis untuk menganalisis manusia. Manusia dianggap sebagai binatang dengan unsur khas yang memungkinkan kontrol sadar terhadap dorongan-dorongan non-rasional. Etika membahas kesusilaan dalam hidup perorangan, sedangkan ekonomi membahas kesusilaan dalam hidup kekeluargaan. Aristoteles mengakui nafsu beragam manusia dan menekankan kontrol terhadap dorongan-dorongan tersebut untuk mencapai kehidupan yang etis.

Dalam aspek politik atau kesusilaan dalam hidup kenegaraan, Aristoteles mengklasifikasikan sistem politik menjadi beberapa tipe, antara lain:
- Monarki (kerajaan), yang diperintah oleh seorang raja untuk kepentingan semua, namun berpotensi menjadi tirani jika tidak       seimbang.
- Aristokrasi, diperintah oleh beberapa orang untuk kepentingan bersama, tetapi berpotensi menjadi oligarki, memihak pada sekelom

- Polity, diperintah oleh seluruh rakyat untuk kesejahteraan umum, namun berpotensi menjadi demokrasi jika mayoritas rakyat memerintah demi kepentingan kelompok tertentu.pok orang saJa.

                  Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotle                     Dosen: Prof Apollo
                  Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotle                     Dosen: Prof Apollo

                     Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotle                     Dosen: Prof Apollo
                     Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristotle                     Dosen: Prof Apollo

Keberanian dalam Menghadapi Masalah

  • Keberanian bukan hanya tentang tindakan fisik yang berani atau heroik di medan perang. Dalam konteks kepemimpinan, keberanian yang dimaksud adalah keberanian untuk mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi krisis atau masalah. Pemimpin yang baik tidak akan lari dari masalah, tetapi akan menghadapi masalah tersebut dengan kepala dingin dan penuh pertimbangan.

  • Aristotle menyatakan bahwa pemimpin yang lari dari masalah adalah pengecut. Keberanian adalah tentang menghadapi ketakutan dan mengambil tindakan meskipun hasilnya tidak pasti. Pemimpin yang berani tahu bahwa mereka harus mengambil keputusan, bahkan dalam situasi yang sulit atau penuh risiko.

Aristotle menyoroti pentingnya empat kebajikan utama (cardinal virtues) yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin. Keempat kebajikan ini adalah pilar dari kepemimpinan yang baik dan efektif, yaitu prudence (kebijaksanaan praktis), temperance (pengendalian diri), courage (keberanian), dan justice (keadilan).

1. Prudence (Kebijaksanaan Praktis)

Prudence adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang bijaksana berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan situasi yang dihadapi. Ini adalah kebajikan yang memungkinkan pemimpin untuk bertindak dengan bijaksana dan memikirkan dampak dari keputusan mereka sebelum bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun