Mohon tunggu...
Mulyadi Djaya
Mulyadi Djaya Mohon Tunggu... Dosen Univ. Papua -

Memotret Papua bagai oase yang tidak pernah kering. Terus berkarya untuk Indonesia yang berkemajuan (#dosen.unipa.manokwari).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyingkap Spekulasi Hilangnya Anak Milyuner Amerika di Papua (1961)

16 Februari 2018   17:39 Diperbarui: 16 Februari 2018   18:14 1663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disebutkan, awalnya Michael di Papua tergabung dalam rombongan ekspedisi Harvard Peabody Expedition yang melakukan penelitian tentang kehidupan orang-orang Dani, di Lembah Baliem Pegunungan Jayawijaya pada bulan Maret 1961. Ia bertugas sebagai fotografer merangkap soundtehnician. Dari sanalah pemuda berkacamata ini mendapat informasi tentang seni ukir Asmat. Ia sangat tertarik dan ingin melihat langsung karya manusia peradaban batu itu. Oleh karenanya Michael dan Samuel Putnam teman kuliahnya di Harvard University meninggalkan sementara tim menuju ke arah selatan tempat tinggal suku-suku Asmat.

Selama tiga minggu pada bulan Juni dan Juli mereka menjelajahi sebagian wilayah Asmat untuk mengumpulkan patung dan ukiran-ukiran. Dua pemuda Amerika itu memusatkan kegiatannya di Kampung Amanamkai yang berada di bibir sungai pinggir anak sungai Awor yang bermuara di sungai As. Di sana bertemu dengan Dr. Andrean Gerbrand Asisten Direktur Rijkmuseum voor Volkenkunde Leiden yang sudah beberapa lama tinggal di kampung tersebut. Bergabunglah Dr. Gerbrand dan Rene S. Wassing dari Biro Pemerintahan Belanda di Jayapura (Hollandia) bersama kedua petualang mahasiswa itu menggunakan perahu menjelajahi kampung-kampung sekitarnya.

Pada tanggal 10 Juli 1961 kedua petualang idealis itu meninggalkan Asmat kembali bergabung dengan Harvard Peabody Expedition di Baliem, yang bekerja hingga awal September, dan kembali ke Amerika karena ekspedisi dianggap selesai.

Sendiri Kembali ke Asmat

Eh...tidak sampai satu bulan bertemu dengan keluarganya, Michael Rockefeller kembali ke Asmat Papua pada akhir September 1961 untuk misi khusus membuat dokumentasi dan koleksi Museum Primitif Art New York.

Pada awalnya menjelajahi kampung-kampung di ujung sungai-sungai yang mendekati pantai. Kurang lebih dua bulan menggunakan perahu selit yang diberi mesin tempel. Pada pertengahan Nopember tahun yang sama ia mengarah ke laut, melintasi muara sungai Betay, tidak jauh dari Kampung Otsyanep yang terkenal ganas.

Dalam tulisan Ircham MC yang diberi judul "Seorang petualang yang hilang secara misterius" juga mengutip buku The Asmat oleh Robert Goldwater dari Museum Primitif Art New York yang menyatakan Rockefeller lenyap di muara sungai Betsy karena perahunya terbalik oleh arus air pasang yang ganas, yakni tanggal 12 Nopember 1961(?). Berbeda dengan tanggal-tanggal penulis yang lain yaitu 19 Nopember 1961. Perbedaan tanggal, tujuh hari ini perlu ditelusuri kebenarannya.

Namun dari keterangan yang diperoleh dari orang-orang yang sudah lama tinggal di Asmat sangat meragukan dan membantah informasi tersebut. Masyarakat di sana menyebutkan bahwa ia telah ditangkap dan dibunuh di Otsyanep. Sumber yang lain secara rinci menceritakan bahwa anak kelima Gubernur New York itu ketika mengarungi sungai menuju laut untuk menjelajahi kampung-kampung pantai, di laut dekat Otsyanep, mesin motornya mati, rusak tidak mau hidup lagi. 

Ketika itu dia membawa dua orang pemandu warga setempat (nama keduanya belum terungkap). Salah satu disuruh berenang ke darat untuk mencari bantuan, namun tidak kembali-kembali. Pembantu yang satu disuruh menyusul teman yang tidak kembali, namun hal yang sama orangnya tidak kembali.

Antara Tenggelam, Ditelan Buaya, Ditangkap dan Dibunuh?

Akhirnya Michael memutuskan untuk berenang ke darat. Versi lain dari Ikepedia.org selain dua orang lokal juga ditemani oleh antropolog asal Belanda Ren Wassing. Jarak pantai dengan lokasi perahu terbalik dan tenggelam sekitar 3 mil (5 kilometer).  Terombang-ambing di laut selatan dibawa arus hingga berjarak 12 mil (19 km). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun