Dan maut menjemput, pun saat jiwa bersujud
Dan maut wangi bagai setanggi dibakar lumut
Dua bait terakhir menggambarkan seoarang hamba yang tiada daya untuk melawan takdir ketika ajal akan menjemput, karena semuamya adalah kuasa dan kehendak Tuhan. Ia hanya bisa berdoa dan bersujud untuk memohon ampun.
Jika diartikan per bait maka semua kalimat pada setiap kalimat di baitnya memiliki makna tersendiri, seperti kata "setanggi" yang mungkin tidak ramah ditelinga kita namun memiliki arti 'kemenyan atau berbau wangi' yang biasanya jika mencium bau ini maka dianggap sebagai situasi mistis.
Kata lainnya yang jarang terdengar yang terdapat di dalam puisi tersebut adalah "ratib" yang ternyata kata tersebut memiliki arti 'berzikir atau situasi sedang berdoa dan memohon kepada Yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H