Mohon tunggu...
mulia nasution
mulia nasution Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Pernah bekerja sebagai jurnalis The Jakarta Post, RCTI, Trans TV. Sekarang bergiat sebagai trainer jurnalistik, marketing dan public relations

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lembah Duka

24 Januari 2019   15:35 Diperbarui: 24 Januari 2019   15:42 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai yang tak pernah dialiri percikan bening

bobol tiada terbendung

dan rantai yang menjuntai-juntai leher

berderai-derai

Wahai, inikah kenikmatan yang Inti

dari segala ketakmampuan dan ketakberdayaan

Tuhan, inikah puitik cinta-Mu

sejuta kali lipat nikmatnya

dibanding sajak cinta para penyair

Tak bertara  dendang riang gembala di padang padang

VI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun