Mohon tunggu...
Muliana Adigunawan
Muliana Adigunawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis amatir yang terus meng upgrade diri.

Ada suara didalam diri, entah dipikiran atau dihati, semua itu membentuk melodi, yang menemani hari hari, tatkala sendiri, yang kalau diteliti terdapat inspirasi , temukanlah dan sadari, maka pemahaman tentang diri, akan dimengerti.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gagal Bernalar Bagian 7

14 Juni 2023   09:43 Diperbarui: 14 Juni 2023   15:02 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Orang tuanya sudah mengajarinya, menulis dan berhitung, tetapi namanya anak-anak lebih senang untuk bermain.
fasilitas buku dan pensil digunakan mainan,


buku dirobek untuk membuat pesawat kertas ,mungkin untuk menyindir konten gak berfaedah pesawat kertas di instagram. 


pensilnya dicoretkan kedinding lewat garis panjang naik dan turun,mungkin untuk menyindir gambaran harga saham gorengan di IHSG .

Berbeda dari anak yang lainnya yang setidaknya bisa membaca dan menulis walau terbata-bata,. Disamping itu, sebagiannya lagi sudah pasih membaca dan menulis karena mengikuti TK(taman kanak-kanak) tetapi beruntung nya De ana , dia tidak sendiri,dari semua 30 siswa diruang kelas 1 itu, ada 1 murid senior yang memulainya sudah 2 tahun lalu,dengan bakat yang sama pula seperti yang dimiliki De ana.tapi belum naik kelas jua dan kini masih menjadi penguasa pribumi dikelas itu serta mengklaim dirinya sebagai preman kelas yang bernama" Bayu" alias" saplar".

Bagaimana kah nasib De ana? Apa dia akan mengikuti si  jejak bayu?

****


Dikisahkan disekolah tersebut,lebih tepatnya diruangan kelas  1 baru itu , para murid sedang beradaptasi dengan lingkungan barunya,dan saling berkenalan, walau 5 menit kemudian mereka sudah lupa,siapa nama orang yang mereka ajak kenalan itu. sehingga suasana menjadi berisik, berisiknya itu tidak jelas, tapi keras serta membahas berbagai tema tentang perkenalan, dicampur aduk menjadi rata menghasilkan frekuensi suara yang terdengar sampai ke RUANG GURU, lebih tepatnya ketelinga sang wali kelas tersebut yang benama "Ibu raden".

Ibu raden dirumorkan, adalah seorang ibu guru galak, yang telah mendidik selama puluhan tahun disekolah itu, bahkan sebagian orang tua siswa dikelas tersebut  adalah anak didik beliau.tentang betapa garang dan menakutkannya aura ibu guru yang satu ini.semua bermula dari cerita yang dibawakan oleh salah seorang anak, yang konon katanya,ayahnya menjadi saksi kegalakan sang guru, hingga menjadikannya sukses saat ini, kebetulan bakat yang dimiliki sang ayah tersebut pada saat itu, sama pula, dengan De ana dan si bayu, kebetulannya lagi cerita itu Dibawakan oleh si anak dengan majas metamorfora yang yang menambah horornya cerita tersebut, Bahkan (bayu)sang preman kelas yang belum menunjukkan taringnya itupun ikut menggigil ketakutan saat menguping cerita tersebut karena lagi lagi kebetulan wali kelas nya yang sebelumnya bukan beliau, sehingga  si berandal kecil yang mengklaim dirinya sebagai preman itu, tidak memiliki data empiris tentang sosok yang satu ini.

Singkat kata-singkat cerita, bel sekolah yang dipukul melalui lonceng tanda masuk pelajaran pertama dimulai.satu kelas itu nampak sepi, san damai ,saat sang wali kelas masuk keruangan itu, padahal barang 5 menit yang lalu frekuensi ributnya sudah sampai ketelinga sang guru, kini suara itu berganti menjadi hening dilatari rintik rintik suara sepatu hak tinggi yang dengan kejamnya menggetok setiap lantai yang diinjak  nya,menambah kesan kebenaran cerita yang disampaikan lewat kabar burung itu.
Klot"tok"tok...(suara sepatu,bukan sepatu kuda) ..
Suara itu berirama dengan detak jantung murid"baru dikelas itu.
Dalam hati sang murid bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya?

"Slamat pagi, anak-anak,,,,ucap ibu raden(ramah menyapa siswa barunya)
Selamat Pagiiiii ibu guru, (kompak semua siswa menjawab)

Dari nada yang nampak ramah itu Keraguanpun mulai muncul tentang rumor ibu guru yang galak itu, apa benar begitu, pikir si preman kecil. (Sambil tersenyum didalam hatinya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun