Mohon tunggu...
Muliana Adigunawan
Muliana Adigunawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis amatir yang terus meng upgrade diri.

Ada suara didalam diri, entah dipikiran atau dihati, semua itu membentuk melodi, yang menemani hari hari, tatkala sendiri, yang kalau diteliti terdapat inspirasi , temukanlah dan sadari, maka pemahaman tentang diri, akan dimengerti.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Gagal Bernalar

5 Juni 2023   14:39 Diperbarui: 11 Juni 2023   21:54 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baju yang kau pakai belum tentu ukurannya sama denganku, jadi jangan memaksaku harus melakukan seperti apa yang kau mau"

Jauh dibawah cahaya bintang kecil yang berada dilangit, dikegelapan malam yang membawa angin dingin, didalam sebuah kamar ukuran 3x4, aku melihat keatas, sehingga nampak jelas terlihat langit langit rumahku yg tersusun rapi, yang mulai mengalami kelapukkan karena dimakan usia, ada pula keautentikkan dari sebatang kayu, yakni sebuah kayu reng yang melintang dari tembok  satu ketembok yang lainnya dengan tubuh dililit oleh kabel membawa buah harapan yakni sebuah lampu kecil yang menjadi penerang kamar. Disetiap sudut tembok juga terdapat hiasan dinding berupa sarang laba laba yang menandakan si pemilik rumah adalah orang yang malas dan pastinya belum membaca buku yang berjudul atomic habits,. 

"Kletek"tek" Ser"(suara korek api) 

Sebatang Surya 12  ku nyalakan, inspirasi didalamnya pun muncul lalu terbakar terbang tinggi, sebagian asapnya fokus menuju tujuannya keluar melalui salah satu genteng yang sedikit bocor ditimpa layangan anak tetangga yang tak bertanggung jawab(maklum saja, rumahku ditengah tengah sawah, jauh dari pemukiman, lagi pula musim layangan telah tiba) . 

Tak terasa umurku sudah 26 tahun, tapi aku masih belum memiliki apa apa untuk dibanggakan(ucapku didalam hati menatap tembok rumah yang tidak mampu ku cat, hanya saja dilapisi cairan semen sehingga warnanya abu abuan, menggambarkan kehidupanku yang nampak buram kehilangan cahaya kehidupan. 

Achhhh,,,sebenarnya aku susah dan galau menulis cerita membawakan tema kemisquinan, auranya negatif dan terasa toxic alur ceritanya juga mudah dibaca,paling paling diakhir cerita yg menjadi konflik pokoknya cuma uang, telah banyak novel, maupun cerpen yang bercerita, tema yang diangkat sangat menarik dan bercerita tentang gaya hidup yang wah, dan mewah, pemeran utama pasti seorang pejuang, kerja keras, lalu sukses dan kaya dalam sekejap, mendapatkan wanita cantik, lalu selingkuh, balikkan lagi pada yang dia karakternya lebih baik, temanya rata rata begitu, itu yang membuat penulis terinspirasi membuat cerpen dg judul

"Gagal Bernalar"

Iiiit, tunggu dulu, jangan disimpulkan  judul gagal nalar ini menyindir ya, nanti bisa bener dah" gagal bernalar"sesuai judul cerpennya,,, 

Lanjuuuuettttt,,,,, 

"Baju yang kau pakai belum tentu ukurannya sama denganku, jadi jangan memaksaku harus melakukan seperti apa yang kau mau"

Begitulah kata seorang kakak kepadaku, disaat kami berdua mabuk minuman keras,lebih tepatnya, aku saja yang mabuk duluan, karena dia sudah terbiasa dengan minuman seperti ini, sehingga menguatkan organ organ didalam perut serta hanya dengan takaran tertentu yang mampu melemahkan syaraf syaraf otaknya, berbeda dengan diriku yang jarang minum,.

diacara kumpul kumpul bersama teman itu, dibawah bimbingan beer binthang, yang sudah dibayar oleh donatur(specialist peminum), mulutku nampak gacor mengeluarkan kata kata tanpa berfikir keras akan menyakiti perasaan orang, 

ditemani oleh musik dj yang diputar melalui youtube, lalu disalurkan kesalon yang menjadi pengeras suara, sebagai peneman terbangnya imajinasi ke alam lain yang indah, dan bebas,,,,

(Obrolan didalam diri) 

disaat itu, aku yang tengah hilang setengah kesadaran.tiba-tiba melakoni peran sebagai  seorang bijak layaknya penasehat kerajaan,dengan semua pengetahuan itelegent yang aku miliki tentang semua temanku, (perspektif didalam diri) .

Semua nya ku beri nasehat, tanpa terkecuali, tawa pun pecah, entah kenapa aku yang semakin ingin menjadi pusat perhatian,mencari cara agar semua orang merasa senang terhadapku,saat aku merasa diriku yang paling benar.,juga tak ada kebenaran yang lain yang kuyakini pokoknya tingkah lakuku yang paling benar,(kesombonganku akan diri) 

Apa emang begini ya pemabuk pemula??? Atau cuma efek kesepian bathinku aja, sehingga dia curhat tak tahu malu?(tanyaku kepada diri) 

ahhh,, sudahlah, biarlah toh dikehidupan sehari hari(real life) aku adalah orang yang pendiam, bahkan diwarung kopipun jarang bicara, hanya menjadi pendengar yang baik, bahkan karena kurangnya ilmu komunikasi yang kumiliki  sering membuatku minder dalam melangkah, bahkan berkata kata didepan umum,dan takut dibilang kuper dan  LoLA dlm berfikir alias ketinggalan kereta. (Caciku kepada diri) 

biarlah hari ini, aku terbang sekali, nikmati hidup ini yang cuma sekali,lupakan saja penderitaan hari ini,besok tinggal diperbaiki. Hati ini terlanjur begini, siapa tahu nanti dapat inspirasi, (motivasiku kepada diri) 

Nikmatiiiiiiii,,,,, ,,, 

Sebelum mati,,,, 

Aku pasti,,,,,,,,,,,,,,,, 

Gagal bernalar ini,,,,,

Bersambung.......... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun