"kok kok kok kok kok"
"Wkwkkwkwkwk"
Walau begitu pengabdianku seringkali tidak dihargai,masih banyak yang mencoba menentang serta melanggar ajaran dari leluhurku itu,. yang ku yakini  terdapat kemuliaan didalamnya,
padahal untuk bisa berkokok aku juga perlu belajar dan latihan terus menerus,hingga menjadi seorang ahli, hingga menghasilkan suara yang berkualitas yang menenangkan dan membuat majikkanku bamgga memiliki ku, walau kadang suaraku menyakiti telinga pendengarnya, karena aku terlalu bersemangat, dan lupa menyamakan frekuensi nya dengan angin.Â
Lanjuet,,,Â
Jam 6 pagi, saat kicauan burung sebagai partner ku melakukan paduan suara, ritual penyambutan pagi pun dilakukan, dibawah arahan matahari sebagai dirigen, serta embun pagi sebagai audiens yang bisu, Aku terjun bebas dari atas pohon mangga yang ketinggan mencapai 2 meter diatas permukaan laut, yang menjadi istana termegahku untuk beristirahat,dan tidur dimalam hari, sebenarnya aku memilih pohon mangga karena aku takut ditanggkap dengan mudah oleh majikanku kalau tidur diistana buatannya,takut diambil dg mudah dijadikan tumbal untuk diadu atau dijadikan ayam bakar kampung yang harga per ekornya kini mencapai 50 rb tentunya dagingku akan sangat nikmat jika ditambahkan saus asam manis dan dibakar pada kematangan sempurna.Â
iiiiii, tacut.....Â
*****
"kukkkuruyukkkkkkkk kok"
kakiku sesekali mencakar tanah, berharap menemukan cacing yang mencuri semua nutrisi.sambil melakukan sedikit olah raga pagi mengepak-epakkan sayap ,dengan bulu-bulu yang indah, berwarna kemerahan dipadukkan dengan dengan hitam berkilau,diisi campuran warna kuning, ungu serta berbagai warna yang menjadi corak khas ku,yang menambah aura keindahan yang nampak hidup dan berkilauan , buluku sebenarnya lebih berkilau dari rambut seorang gadis yang menjadi idaman para lelaki yang haus akan keindahan, yang memabukkan sampai membuatnya tak bisa tidur semalaman, memikirkan cara untuk memiliki keindahan itu,. Inilah kesempatanku menyerang psikis dan mental kesabaran mereka melalui nada-nadaku yang sumbang untuk ingat pada dirinya yang hanya pemuda kampung untuk melakukan aktivitas pagi, walau tak jarang sandal jepit dilemparkan kepadaku sebagi bentuk protes mereka, tapi aku mengaanggapnya sebagai latihan untuk melatih ketangkasanku dalam menghindar, untuk diriku, saat diadu nanti mempertaruhkan harga diri didalam perjudian sabung ayam.Â
*****